Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Sebut Nazaruddin Atur Skenario agar Marzuki Jadi Ketua Umum Gantikan Anas

Kompas.com - 18/08/2014, 14:53 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, disebut menyusun skenario agar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie bisa menjadi Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan Anas Urbaningrum. Nazaruddin menyusun rencana agar diadakan kongres luar biasa (KLB) Demokrat pada 2011 untuk menjatuhkan Anas dari posisinya sebagai ketua umum.

Hal ini diungkapkan mantan staf ahli Nazaruddin, Nuril Anwar, saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi Hambalang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (18/8/2014). Nuril menyampaikan pernyataan Nazaruddin kepadanya ketika Nazaruddin buron di Singapura pada Mei 2011.

"Intinya adalah memang puncak kemarahan dia (Nazaruddin) sangat tinggi sekali ketika di Singapura. 'Kita akan buat skenario yang canggih bagaimana agar sahabat kita, yang dimaksud Pak MA (Marzuki Alie), jadi ketua umum," kata Nuril menuturkan perkataan Nazaruddin kepadanya.

Nuril pun dijanjikan Nazaruddin akan diberi posisi penting di Partai Demokrat jika membantu rencana mantan bosnya tersebut. Ketika itu, dia diam saja mendengar perkataan Nazaruddin.

Selama Nazaruddin berada di Singapura, Nuril mengaku masih berkomunikasi intens dengannya. Namun, mereka tidak lagi berkomunikasi setelah Nazaruddin pindah ke Cartagena, Kolombia. Menurut Nuril, Nazaruddin menginginkan adanya KLB karena dia menilai Anas tidak lagi sejalan dengannya.

"Dia sampaikan ke saya, 'Ril, Mas Anas sudah tidak commit, semua sudah tidak commit dengan saya, jadi perlu pemilihan ulang ketum baru, KLB istilahnya.' Saya (lalu) jawab, 'Kok bisa, kan baru kemarin kongres.' (Dijawab Nazaruddin) 'Oh, bisa saja, apa yang tidak bisa karena kekuasaan'," kata Nuril menirukan percakapannya dengan Nazaruddin.

Dia juga menyebut pembicaraan jarak jauh melalui Skype yang dilakukan Nazaruddin dalam pelariannya tiga tahun lalu tersebut sebagai bagian dari skenario untuk menjatuhkan Anas. Menurut Nuril, munculnya Nazaruddin melalui Skype tersebut sudah direncanakan dengan rapi. Ia mengatakan, Nazaruddin menggaji Iwan Piliang secara bulanan terkait video Skype tersebut.

"Itu rancangnya sudah lama bagaimana Skype dari luar negeri untuk melakukan serangan-serangan bertubi-tubi pada Mas Anas agar tumbang sebagai ketua umum. Itu memang skenario yang sangat luar biasa, targetnya itu memang untuk jatuh dari ketua umum," kata Nuril.

Dalam pelariannya, Nazaruddin berkomunikasi dengan Piliang melalui Skype. Video Skype keduanya disiarkan di sejumlah media. Dalam pembicaraan melalui Skype tersebut, Nazaruddin mengungkapkan berbagai hal yang dilakukan kubu Anas Urbaningrum dalam meraih kursi pimpinan di partai bentukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut. Nazaruddin pun membeberkan aliran dana kepada berbagai pihak demi terpilihnya Anas sebagai Ketua Umum. Ia bahkan mengatakan, semua data aliran dana tersebut tersimpan rapi di dalam flashdisk-nya.

Anas kini berstatus sebagai terdakwa kasus dugaan korupsi Hambalang. Menurut jaksa, mulanya Anas berkeinginan menjadi calon presiden RI sehingga berupaya mengumpulkan dana. Untuk mewujudkan keinginannya itu, Anas bergabung dengan Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya dan mengumpulkan dana.

Dalam upaya mengumpulkan dana, menurut jaksa, Anas dan Nazar bergabung dalam perusahaan Permai Group. Dalam dakwaan, Anas disebut telah mengeluarkan dana senilai Rp 116, 525 miliar dan 5,261 juta dollar Amerika Serikat untuk keperluan pencalonannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat itu. Uang itu berasal dari penerimaan Anas terkait pengurusan proyek Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), proyek di perguruan tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), dan proyek lain yang dibiayai APBN yang didapat dari Permai Group.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com