JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Golongan Karya Mohamad Suleman Hidayat berharap musyawarah nasional yang akan dilakukan oleh partainya bisa menjadi alat pemersatu. Menurut dia, munas dapat menyejukkan kembali suhu politik dalam Golkar yang sempat memanas belakangan ini.
"Karena munas itu dipakai untuk konsolidasi dan persatuan, jadi munas harus mempersatukan, jangan malah memecah," kata Hidayat di Gedung DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2014).
Munas Golkar digelar untuk memilih pimpinan partai berlambang pohon beringin tersebut. Hidayat sudah mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Golkar dan diperkirakan akan bersaing dengan pengurus elite lainnya, salah satunya Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono. Tentang persaingan itu, Hidayat menilai, siapa pun yang terpilih sebagai ketua umum Golkar tidak menjadi masalah selama partai tersebut bersatu kembali.
"Jangan sampai terjadi, meskipun saya terpilih, tapi terjadi perpecahan. Itu saya tidak mau," kata Menteri Perindustrian tersebut.
Hidayat menyerahkan waktu penyelenggaraan munas kepada Dewan Pimpinan Pusat Golkar. Ia tidak keberatan dengan pemilihan waktu penyelenggaraan munas, apakah tahun ini atau tahun depan.
Saat ini, masih terjadi perdebatan dalam internal Golkar terkait waktu pelaksanaan munas. DPP Golkar yang dipimpin Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie menilai munas harus digelar pada 2015 sesuai rekomendasi Munas 2009. Namun, sejumlah elite Golkar, termasuk Agung, mendesak munas digelar pada September 2014 sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Golkar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.