Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pansel: Kalau Tak Bersih, Lebih Baik Tak Usah Jadi Calon Pimpinan KPK

Kompas.com - 14/08/2014, 18:15 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Juru Bicara Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Imam Prasodjo memperingatkan siapa pun untuk tidak coba-coba mendaftar sebagai calon pimpinan KPK jika tidak memiliki integritas yang tinggi.

Namun, Imam mengatakan, pihaknya tetap membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan KPK asalkan sesuai dengan kriteria yang disyaratkan.

"Kalau enggak bersih, lebih baik enggak usah jadi (pimpinan) KPK karena akan ke-tracking (terlacak)," kata Imam di Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Pansel dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebulan lalu untuk mencari pengganti posisi Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas yang akan pensiun pada Desember 2014.

Menurut Imam, dalam menyeleksi calon pimpinan KPK nantinya, Pansel akan menelusuri rekam jejak para peserta seleksi. Pansel akan meminta data mengenai para calon dari sejumlah pihak, di antaranya dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan serta kepolisian. Selain itu, Pansel akan meminta masyarakat untuk ikut melacak rekam jejak para calon.

"Semua orang bisa melaporkan kepada kami, yang mengemplang pajak, rekening gendut, yang enggak jelas dari mana, semua akan sangat mungkin akan ter-tracking. Tapi, kita bukan men-discourage orang yang jujur," sambung Imam.

Dia juga mengatakan, ada empat kriteria calon pimpinan KPK yang ditetapkan Pansel. Keempat kriteria tersebut berkaitan dengan jiwa kepemimpinan, integritas, kompetensi, dan independensi. Pansel nantinya akan menguji empat kriteria ini dari para calon yang mendaftar.

Menurut Imam, Pansel akan membuka pendaftaran pada 15 Agustus 2014. Pansel akan mengumumkan lebih jauh mengenai syarat pendaftaran calon pimpinan KPK pada tanggal tersebut melalui media dan website.

Salah satu syarat mendaftar sebagai calon pimpinan KPK, menurut Imam, ialah sudah tidak terdaftar dalam struktur partai politik. Seleksi tahap awal yang dilakukan berupa seleksi persyaratan atau seleksi administrasi.

Selanjutnya, Pansel akan meminta calon yang lolos seleksi administrasi untuk membuat tulisan atau paper pribadinya maupun tulisan terkait dengan kompetensinya hingga wawancara mendalam.

Pembentukan Pansel ini mendapatkan penolakan dari pimpinan KPK. Mereka menilai lebih hemat dan efektif jika pemerintah tidak membentuk Pansel untuk mencari pengganti Busyro. Empat pimpinan KPK mengaku tetap bisa efektif bekerja tanpa harus ada pengganti Busyro. Meski ditolak, Pansel akan tetap berjalan.

Menurut Ketua Pansel Amir Syamsuddin, pembentukan Pansel merupakan amanat undang-undang yang tidak bisa diabaikan.

"Durasi perjalanan Pansel ini kalau kita perhatikan di antara dua masa pemerintahan. Periode sekarang sampai 21 Oktober dan sejak Oktober sampai 10 Desember pemerintahan yang akan datang. Tetapi, walaupun ada kondisi seperti itu, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak melaksanakan undang-undang," kata Amir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com