JAKARTA, KOMPAS.com — Salah seorang relawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Sugiyono, mengatakan, ada upaya pembongkaran kotak suara di Kantor Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Tak hanya itu, ia menyebutkan bahwa berkas dokumen kertas suara dalam kotak suara tersebut dikeluarkan di tempatnya untuk dibakar.
Hal itu diungkapkan oleh Sugiyono dalam persidangan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi, Kamis (14/8/2014). Awalnya, ia mendapatkan informasi dari salah seorang warga yang kebetulan melintas di depan Kantor Kecamatan Cilincing kira-kira pukul 01.30 WIB. Warga itu mendapati adanya keramaian yang berlangsung di kantor kecamatan itu.
"Pada saat dihubungi, kebetulan saya sedang berada di Pondok Gede. Kemudian, saya berangkat ke Kantor Kecamatan Cilincing dan tiba sekitar pukul 03.00 WIB," kata Sugiyono.
Di lokasi itu, Sugiyono berkenalan dengan tiga orang, yakni anggota Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam), Billy, anggota Panitia Pengawas Lapangan (PPL), Yossy, dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Zaenal. Ia meminta agar ditunjukkan kotak suara yang kabarnya dibuka itu.
"Saya diperlihatkan dan masuk untuk melihat kotak suara. Semua sudah tersegel seperti semula. Tapi, saya sedih. Saya sangat sedih karena melihat isinya ada di luar di dalam boks," ujarnya.
Ketua Majelis Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva bertanya alasan Sugiyono sedih. Menurut Sugiyono, Panwascam mengatakan bahwa dokumen kertas suara itu rencananya akan dibakar setelah direkap ulang.
Sugiyono sempat meminta hasil rekapitulasi suara ulang yang dilakukan oleh ketiga orang itu. Namun, Sugiyono mengaku mendapatkan jawaban mengejutkan. "Ini asal-asalan saja, Pak, yang penting saya tulis," katanya menirukan jawaban saat itu.
Namun, Sugiyono tidak menyebut siapa yang memberikan pernyataan itu.
Seusai mendengar jawaban Sugiyono, hakim konstitusi Aswanto mengingatkannya agar memberikan keterangan jujur sesuai sumpah. Selain itu, jika memberikan keterangan palsu, Sugiyono dapat diancam pidana penjara tujuh tahun. Sugiyono menjawab siap berkata jujur dan menanggung risikonya.
Aswanto pun kembali bertanya siapa yang mengatakan ingin membakar dokumen kertas suara itu. Sugiyono menyebut nama Billy. "Lalu, reaksi Anda bagaimana?" tanya Aswanto. "Saya kaget saja," kata Sugiyono. "Setelah itu, tidak ada dialog kenapa mau dibakar?" kembali Aswanto bertanya. "Saya diam saja," kata Sugiyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.