Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waketum Golkar Heran Ada Isu Pemecatan Agung Laksono

Kompas.com - 14/08/2014, 11:52 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Sharif Cicip Sutardjo merasa heran dengan munculnya isu pencopotan Agung Laksono dari jabatan Wakil Ketua Umum Golkar. Menurut dia, isu pemecatan Agung bermula pada sebuah rapat tidak rutin oleh beberapa elite Golkar.

Cicip mengatakan, rapat tidak resmi itu antara lain dihadiri Bendahara dan Sekretaris Jenderal Golkar. Rapat itu membicarakan beberapa hal terkait kepentingan organisasi.

"Bukan rapat harian atau rapat pleno. Memang ada pembicaraan macam-macam, termasuk pertanyaan, 'Kok Waketum (Agung) masih menyuarakan munas dipercepat?'," kata Cicip di Kompleks Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Menurut Cicip, belum lama ini, 30 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi telah menandatangani kesepakatan bersama untuk melakukan musyawarah nasional (munas) pada 2015 sesuai kesepakatan di Riau. Oleh karena itu, muncul pertanyaan mengapa Agung menyuarakan munas dilakukan pada tahun ini.

"Jadi, tidak ada resmi pemecatan. Saya saja tidak hadir. Entah bagaimana bisa keluar isu (pemecatan) itu," katanya.

Ia mengatakan, pada Munas Golkar 2009 di Riau, semua pengurus DPP bersama calon-calon ketua umum telah duduk bersama dan sepakat merekomendasikan periode kepengurusan selanjutnya selama enam tahun atau jatuh pada 2015. Namun, dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Golkar, pelaksanaan munas tetap diatur sekali dalam lima tahun.

"Waktu itu ada Pak Jusuf Kalla, perwakilan Pak Aburizal (Bakrie), dan Surya Paloh. Itu persetujuan munas, bukan keputusan Aburizal. Waktu itu ARB (Aburizal) belum jadi ketua umum Golkar. Waktu itu juga ditegaskan, jika ada yang menang, siap enggak yang lain untuk mundur?" katanya.

Cicip mengakui bahwa Munas 2009 tidak berlangsung maksimal karena konsentrasi para peserta terganggu untuk pemenangan dalam pemilihan legislatif dan pemilihan presiden tahun itu. Dia mengatakan, jika ada pihak yang ingin munas dipercepat, sebaiknya meminta kepada DPD karena DPD merupakan peserta yang memiliki hak pilih.

Ketika disinggung kesiapannya menjadi salah satu calon ketua umum, Cicip menjawab santai. "Waktunya masih panjang, biarlah yang lain bekerja duluan. Lihat nanti saja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com