Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyusunan Kabinet Uji Ketegasan Joko Widodo

Kompas.com - 31/07/2014, 05:30 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — Analis politik dari Universitas Diponegoro Semarang, Mochmad Yulianto, menilai, penyusunan kabinet bakal menjadi ujian bagi ketegasan Joko Widodo-Jusuf Kalla apabila kelak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

”Itu (penyusunan kabinet) pasti akan menjadi ujian bagi Jokowi dalam menghadapi intervensi, bahkan tekanan dari parpol-parpol pengusung pasangan tersebut,” kata Yulianto, Rabu (30/7), di Semarang.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang, itu mengatakan, daftar nama menteri dan pejabat tinggi setingkat menteri yang diminta bergabung juga bakal menjadi ujian bagi keberanian Jokowi-Kalla dalam membentuk kabinet ahli dan profesional.

”Penyusunan kabinet tersebut tentu mudah bertentangan dengan hasrat kuasa elite parpol pengusung,” katanya.

Saat deklarasi Jokowi menjadi capres, mantan Wali Kota Surakarta itu mengatakan tidak ada komitmen bagi-bagi kekuasaan dengan partai pendukung dalam penyusunan kabinet.

Namun, beberapa analis menyatakan, dalam sistem multipartai seperti di Indonesia, hasrat bagi-bagi kekuasaan—setidaknya tecermin dalam penyusunan kabinet—sulit diterapkan. Apalagi, kebijakan eksekutif dan presiden juga banyak ditentukan oleh kekuatan partai di parlemen.

Komposisi parlemen hasil Pemilu Legislatif 2014 lebih dominan dikuasai partai-partai pendukung Prabowo-Hatta Rajasa, yakni Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP, dan Partai Demokrat yang secara informal memberi dukungan kepada Prabowo-Hatta.

Duet Jokowi-Kalla diusung PDI-P, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI. Dalam rekapitulasi hasil hitung suara Pemilu Presiden 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum, duet bernomor urut 2 ini memenangi pilpres dengan raihan 53 persen lebih suara.

Meski KPU sudah menetapkan Jokowi-Kalla memenangi pilpres, hasil ini belum sepenuhnya memastikan kemenangan bagi Jokowi-Kalla karena Prabowo-Hatta mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi yang dijadwalkan memutus perkara gugatan pada 22 Agustus 2014.

Jangan membebani

Terkait keinginan Jokowi mengisi kabinetnya dengan figur dari kalangan profesional, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin menyatakan dukungannya.

”Ide dari presiden terpilih untuk mengutamakan profesional sangat bagus. Beliau juga mengatakan, di dalam partai juga tidak sedikit profesional,” kata Amir yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat.

Pekan lalu, dalam akun resmi kubu Jokowi-JK di media sosial Facebook Jokowi Center, publik diminta berpartisipasi dalam memberi pandangan mengenai siapa yang cocok menjadi menteri dalam kabinet.

Terdapat 34 daftar menteri yang dimintai pendapat dengan tiga pilihan di masing-masing pos, ditambah opsi mengisi sendiri nama tokoh di luar tiga calon yang ada.

”Mereka yang diberi kesempatan bergabung alangkah baiknya tidak membebani presiden terpilih dengan tuntutan ini itu,” kata Amir.

Amir juga menyarankan agar Jokowi sebagai presiden terpilih dapat berdiskusi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah menjalankan roda pemerintahan selama 10 tahun.

”Presiden sebelumnya, Pak SBY, yang 10 tahun memimpin, tidak ada salahnya untuk berbagi pengalaman, kalau diperlukan,” ujar Amir. (Antara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com