JAKARTA, KOMPAS.com — Sinyal bergabungnya partai politik pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ke kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla kian kuat. Bukan tidak mungkin, kerja sama politik atau yang biasa disebut koalisi "gemuk" dapat terjadi.
Menanggapi hal tersebut, calon presiden Joko Widodo mengaku tidak mempersoalkan terciptanya koalisi di pemerintahan yang terdiri dari banyak partai politik. "Asal untuk kebaikan negara dan bangsa, ya kenapa tidak? Kecuali membuat pemerintahan menjadi berat. Ya lebih baik tidak," ujar Jokowi di kantor harian Bisnis Indonesia, Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2014).
Jokowi mengatakan, pada dasarnya pihaknya berprinsip terbuka soal koalisi. Pihaknya tidak mungkin menolak jika ada partai politik yang melaksanakan penjajakan. Yang penting, kata Jokowi, prinsip koalisi bukan bagi-bagi kursi tetap dijunjung tinggi.
Jokowi turut mempertimbangkan apakah keberadaan partai politik itu dapat membuat program kerja pemerintahannya lebih cepat atau tidak. Jika tidak, Jokowi mengatakan, lebih baik koalisi itu tidak terwujud.
Jokowi menekankan bahwa hal itu harus dilakukan agar pemerintahan tidak tersandera kepentingan kelompok. Saat ini, Jokowi-JK diusung oleh lima partai politik, yakni PDI Perjuangan, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Belakangan, beberapa partai politik diisukan menjajaki komunikasi kerja sama politik dengan kubu Jokowi-JK. Jokowi sendiri menyebut ada tiga partai politik yang tengah diusahakan merapat ke kubunya. Namun, dia enggan menyebut parpol yang dimaksud atas alasan pembicaraannya belum final.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.