Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-JK Kalah di NTB, Saksi dan Bawaslu Pertanyakan Tingginya Suara Tidak Sah

Kompas.com - 20/07/2014, 22:26 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com 
— Pasangan Prabowo-Hatta unggul dengan perolehan 1.844.178 suara di Nusa Tenggara Barat. Rivalnya, Jokowi-JK, hanya meraih 701.238 suara. Dalam sidang pleno rekapitulasi nasional, Minggu (20/7/2014) di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta, saksi Jokowi-JK mempertanyakan tingginya jumlah surat suara yang tidak sah.

Tak hanya saksi, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga memiliki catatan suara tidak sah dengan jumlah yang tinggi di beberapa kabupaten. Saksi dari tim Jokowi-JK, Ferry Mursyidan, mengatakan, selain jumlah surat suara tidak sah yang tinggi, jumlah pemilih tambahan di beberapa TPS juga jauh berbeda dari TPS lainnya.

"Salah satunya di Kabupaten Lombok Timur. Jumlah (pemilih dalam) daftar pemilih khusus tambahan (DPKtb) atau pemilih yang datang satu jam terakhir bisa mencapai 12.000-an. Ada apa di Lombok Timur?" katanya.

Hal yang sama juga dipertanyakan Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nasrullah. Menanggapi hal ini, Ketua KPU NTB Lalu Ansar Anshori mengatakan, tingginya jumlah pemilih dalam DPKtb di NTB salah satunya dipengaruhi jumlah tenaga kerja yang pulang ke kampung halamannya pada saat pemilu.

"Kita memang tidak bisa mengidentifikasi TKI dan TKW yang pulang," katanya.

Selain itu, Fauzan menjelaskan, pada saat pendataan pemilih, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panwaslu setempat membuat kesepakatan untuk mencoret data pemilih yang tidak berada di tempat saat pendataan.

"Ini yang menyebabkan jumlah DPT jauh lebih rendah daripada DPKtb," lanjutnya.

Terkait surat suara tidak sah, ia mengatakan tidak mengetahui pasti penyebab tingginya hal itu di banyak kabupaten, termasuk Lombok Timur.

"Saya tidak tahu pasti juga penyebabnya. Apakah karena NTB termasuk provinsi nomor dua paling tinggi tingkat buta hurufnya atau karena kurang sosialisasi. Semua mungkin saja," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com