"Karena saya melihat ada dua kelompok yang berbeda. Oleh karena itu ini ada potensi berlawanan. Jadi kita harus taat azas-lah. Jadi bukan berdasarkan quick count, tapi dari real count KPU," kata pria yang juga pernah diusung sebagai calon presiden oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini. saat jumpa pers di kediamannya di Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu (20/7/2014).
Sebagai tokoh nasional dan ulama, kata Rhoma, dirinya mengajak seluruh masyarakat untuk menegakan sportivitas. Ia meyakini, di bulan suci ini masyarakat tidak akan terpancing dengan isu-isu yang membuat situasi tidak kondusif.
"Pertama pelaksanaan pilpres ini kan dibulan Ramadhan, umat Islam dapat meredam. Dan itu berpengaruh besar. Kedua ada momen world cup juga," ujar Rhoma.
Melalui pesta olah raga sepak bola sedunia tersebut, Rhoma mengajak publik mengambil contoh sportivitas yang ditunjukan, baik oleh pesepak bola ataupun wasit yang memimpin jalannya pertandingan. "Jadi itu pelajaran politik bagi dunia," katanya.
Sebelumnya, merilis video dengan mengangkat lagu yang pernah dibuatnya tahun 1985, berjudul "stop permusuhan, stop perdebatan", dengan maksud mengajak masyarakat menjaga situasi tertib dan kondusif menjelang pengumuman KPU terkait pilpres. Lagu yang dirilis ini, memuat tayangan video dirinya saat melakukan kampanye di Palembang. Tayangan video tersebut dapat dilihat melalui Youtube.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.