Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temukan Banyak Kecurangan, Mahfud Nilai Wajar Pemungutan Suara Ulang

Kompas.com - 19/07/2014, 20:43 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD, menilai wajar jika dilakukan pemungutan suara ulang (PSU) di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS). PSU dianggap wajar karena tim advokasi Prabowo-Hatta menemukan sejumlah kecurangan.

"Kalau menurut saya secara materil wajar karena ada ribuan (kecurangan) yang seperti itu," kata Mahfud di Jakarta, Sabtu (19/7/2014).

Menurut laporan tim advokasi, kata Mahfud, ada mobilisasi orang yang tidak berhak memilih di 5800 TPS. Mobilisasi tersebut dilakukan dengan menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) warga yang sudah meninggal atau dengan KTP yang diduga palsu, serta tanpa formulir A5.

"Dan itu oleh panwaslu (panitia pengawas pemilihan umum) diupayakan pemungutan ulang dan itu diteliti baru 13, itu yang dari tim advokasi," tuturnya.

Atas dasar temuan tersebut, tim advokasi meminta KPU untuk melakukan pemungutan suara ulang. Pagi ini, pemungutan suara ulang dilakukan di 13 TPS di Jakarta.

Selain 13 TPS tersebut, Mahfud menilai ada sekitar 5400 TPS lagi yang belum sempat diteliti KPU dugaan kecurangannya.

"Nah, lainnya yang 5400 itu belum sempat dilihat KPU karena waktunya tidak ada, maka diadukan ke KPU pusat. Di Jatim juga banyak yang kaya gitu," tuturnya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini juga menganggap sejumlah media seolah menuduh Prabowo yang melakukan kecurangan. Oleh karena itu, Mahfud meminta semua pihak bisa menerima hasil pemilihan umum secara politis maupun dalam sudut pandang hukum.

"Berdasarkan bukti-bukti yang ada, yang curang bukan kami, iya kan. Oleh sebab itu marilah kita terima pemilu ini dari dua aspek. Pertama, aspek politik, nanti juga ada aspek hukum, yang aturannya harus ditegakkan. Tapi kita tetap menunggu tanggal 22 Juli apa pun putusan KPU," ujar Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com