"Tidak semua orang akan puas dengan sistem transparan seperti ini. Walaupun di-hack publik sudah tahu hasilnya," kata Pramono.
Wakil Ketua DPR RI ini, mengatakan, basis data yang digunakan kawalpemilu.org sama dengan yang digunakan oleh Komisi Pemilihan Umum yakni formulir C1. Oleh karena itu, ia yakin, hasil penghitungannya tak akan jauh berbeda dengan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya cek sendiri untuk daerah yang menjadi tanggung jawab saya, Jawa Timur, hasilnya hampir 100 persen sama. Data mereka hampir sama cepat dengan data KPU," katanya.
Sudah aman
Sebelumnya, saat dihubungi Kompas.com, penggagas situs kawalpemilu.org, Ainun Nadjib, mengatakan, situsnya sempat dihinggapi oleh peretas yang mencoba mengganggu sistem kerja situs tersebut pada Rabu (16/7/2014) siang. Namun, imbuh Ainun, timnya segera memasang pengamanan dan masih memantau pergerakan peretas hingga kini.
"Biasa, mencoba lakukan serangan. Kita juga sudah melakukan pengamanan standar. Tinggal dimonitor saja," ujar Ainun.
Ainun mengatakan, mayoritas peretas yang jumlahnya mencapai ratusan itu berasal dari Indonesia. Ia menambahkan, para peretas mencoba mengakses situs tersebut dengan memasukkan perintah atau query yang tidak umum, yang berpotensi membuat sistem database mereka kacau.
"Query kan ada formatnya, mereka sudah temukan formatnya dan mereka coba utak-atik, dengan harapan kalau formatnya aneh, nanti situsnya jebol," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.