Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggah Salinan Formulir C1, Transparansi KPU Diapresiasi

Kompas.com - 15/07/2014, 12:20 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu (Perludem) Titi Anggraini menilai langkah Komisi Pemilihan Umum untuk mengunggah salinan formulir C1 di situs KPU sudah tepat. Menurut Titi, hal ini merupakan terobosan baru agar penyelenggaraan pemilu lebih transparan dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya.

"Saya rasa langkah KPU unggah formulir C1 ini sudah tepat. Soal transparansi sangat baik. Dibanding Pemilu 2009, kita tak bisa mengakes formulir C1 seperti ini. Jadi, kalau KPU sudah transparan, kita bisa mendeteksi ataupun mencegah adanya upaya kecurangan hasil pemilu," kata Titi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/7/2014).

Titi menambahkan, jika KPU tidak membuka hasil pindai C1, otomatis publik tak bisa tahu kesalahan-kesalahan penghitungan yang ternyata banyak yang janggal sejak dari bawah. Untuk itu, ia menuntut agar pihak penyelenggara dan pengawas lebih peka dan proaktif menyelesaikan kesalahan di tingkat bawah ini agar tidak berlanjut kepada penghitungan level kabupaten/kota, provinsi, ataupun di tingkat rekapitulasi nasional.

Untuk mendeteksi kecurangan, Titi juga mengimbau kepada pihak saksi-saksi yang didelegasikan oleh pasangan calon maupun partai pengusung agar jeli membandingkan data salinan yang mereka peroleh di TPS dengan data yang ada di formulir C1 yang diunggah KPU.

"Saksi ini kan juga harus mengawal dari awal. Mereka dapat salinan data. Mereka harus kawal sampai ke atas," ucap Titi.

Sebelumnya, sejak KPU mengunggah formulir C1 di situs web KPU, banyak ditemukan kejanggalan. Di antaranya adalah adanya kolom dengan jumlah suara kosong alias tidak terisi, rincian penjumlahan yang salah, hingga tidak lengkapnya tanda tangan, baik oleh anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) maupun saksi kedua pasangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com