JAKARTA,KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Pemenangan Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Tantowi Yahya, menyayangkan sikap Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi yang terkesan tidak percaya dengan Komisi Pemilihan Umum. Pernyataan tersebut, kata Tantowi, sudah mendahului dan memagari penyelenggara pemilu yang memiliki kewenangan dalam melakukan rekapitulasi suara.
"Bagaimana kalau KPU merasa terintimidasi? Mereka nanti akan berpikir, apakah kantor kita akan dirusak kalau ternyata yang menang Prabowo-Hatta?" kata Tantowi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (11/7/2014) siang.
Menurut Tantowi, negara sudah mengeluarkan dana dari APBN yang sangat besar untuk penyelenggaraan pemilu. Dia menilai, pernyatan Burhan itu seolah-olah memilih Presiden bisa dilakukan hanya dengan survei atau hitung cepat.
"Rakyat bisa terprovokasi. Apalagi kalau sesumbar, 'KPU tidak boleh berbeda dengan kami'. Sudah keblinger itu. Ini bulan puasa, kebenaran absolut itu hanya milih punya Allah SWT," kata Tantowi.
Hasil hitung cepat Indikator menunjukkan kemenangan Jokowi-JK dengan 52,95 persen, sementara Prabowo-Hatta hanya mendapat 47,05 persen. Dalam sebuah konferensi pers kemarin, bersama enam lembaga lain yang juga memenangkan Jokowi-JK, Burhan mengungkapkan optimisme atas survei yang dikerjakannya.
Jika nantinya, hitung resmi KPU menunjukkan hasil berbeda dengan Indikator atau pun enam lembaga lain yang memenangkan Jokowi-JK, Burhan meyakini KPU lah yang salah karena telah terjadi proses kecurangan dalam penghitungan suara.
(Baca juga : Lembaga Survei: Kalau Beda dengan "Quick Count", Penghitungan KPU Salah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.