Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Presiden, Euforia di Media Sosial, dan Harapan Masyarakat

Kompas.com - 09/07/2014, 08:52 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilu Presiden 2014 menunjukkan ada dinamika berbeda di tengah masyarakat merespons pesta demokrasi lima tahunan ini. Salah satunya di media sosial. Dinamika di dunia maya dinilai memiliki peran strategis dala pemilu kali ini.

Tak hanya untuk kampanye, media sosial juga digunakan sebagai media untuk memengaruhi masyarakat sebelum menentukan pilihannya di bilik suara pada 9 Juli. Pilpres kali ini diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan  Joko Widodo-Jusuf Kalla. 

Masing-masing pasangan memiliki tim media yang bertugas tak hanya mengkoordinir media yang akan melakukan peliputan, tetapi juga membangun opini publik melalui dunia maya, baik melalui Facebook, Twitter, mau pun Path. Ketiga media sosial ini cukup ramai dengan perbincangan seputar pilres beberapa bulan belakangan ini.

Saling caci dan menjatuhkan terlihat dari masing-masing pendukung. Tak jarang pula kampanye hitam dilancarkan. Namun yang paling sering adalah komentar yang berisi tanggapan negatif atas pernyataan masing-masing kandidat seusai mengikuti debat kandidat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) setiap minggunya.

Tak hanya perang kata-kata, media sosial juga digunakan sebagai ajang penyaluran 'kreatifitas' masing-masing pendukung. Beragam meme berseliweran, terutama plesetan dari 'I Stand on the Right Number 2', yang kerap digunakan pendukung pasangan nomor urut dua.

"Orang-orang berubah menjadi kreatif. Gambar meme yang ramai di medsos di-download terus dipasang jadi BB (Blackberry) display picture," kata Tri Nugraha, warga Palembang saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (8/7/2014).

Pria yang akrab disapa Nunu itu mengaku antusias dengan pilpres kali ini. Ia mengaku menikmati berbagai informasi baik pribadi mau pun visi misi masing-masing pasangan sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan pilihan.

Hal senada juga disampaikan Muhammad Iqbal, warga bilangan Demang Lebar Daun, Palembang. Ia mengatakan bahwa internet dan media sosial sangat membantu masyarakat dalam mencari visi misi pasangan yang dianggap baik. Namun, ia menyayangkan, fungsi media sosial yang berubah. Menurut dia, media sosial seharusnya dapat menjadi tempat untuk kampanye positif dan perang gagasan. Kenyataannya, media sosial justru dijadikan tempat untuk kampanye negatif yang justru membuat eskalasi politik semakin memanas.

"Kalau gue melihat sekarang masyarakat itu semakin kritis ya. Akses informasi segalanya lewat internet. Tapi sayang, kampanye hitam di media sosial terlalu masif," ujarnya.

Sementara itu, menurut Muhammad Reza, rekan Iqbal, meski kampanye hitam marak, hal tersebut tidak akan mengurangi antusiasme masyarakat untuk menyalurkan hak suaranya. Ia optimistis, jumlah pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya lebih tinggi dibandingkan Pemilu Legislatif 2014 lalu.

Dukung sampai akhir

Meski bertebaran dengan kampanye negatif, hal positif juga dilakukan tim kampanye masing-masing pasangan. Disela-sela kampanye terbuka yang dilaksanakan masing-masing kandidat, mereka tetap menyuarakan visi misi yang akan dilaksanakan jika terpilih sebagai pemenang Pilpres 2014. Adu gagasan juga dilakukan mereka ketika debat kandidat KPU.

Visi misi yang disampaikan masing-masing kandidat tersebut tentu saja membawa secercah harapan bagi masyarakat yang menginginkan perubahan dan perbaikan bagi negeri ini. Iqbal mengatakan, siapa pun nantinya pasangan yang terpilih, mereka harus melaksanakan janji-janji kampanyenya selama ini. Jangan sampai masyarakat justru kecewa lantaran janji mereka hanya isapan jempol semata.

Sementara itu, Nunu berharap, Pilpres kali ini menjadi ajang pembelajaran politik bagi masyarakat. Masyarakat harus bijak dalam memilih. Lebih jauh, ia mengatakan, masyarakat harus mengambil sikap tegas saat Pilpres karena ini menyangkut masa depan bangsa.

"Jangan ada yang golput, karena kita butuh sosok pemimpin yang tegas," ujarnya.

Reza mengatakan, siapa pun nanti yang keluar sebagai pemenang, pasangan yang kalah harus mendukung setiap kebijakan presiden terpilih. Ia merujuk pada pernyataan salah satu kandidat capres yang menyatakan bahwa harus konsisten mendukung dan menyelesaikan atas apa yang telah dimulai.

"Siapa pun presidennya, kita harus dukung sampai akhir," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Nasional
Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Nasional
Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Nasional
Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com