Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Perlu Antisipasi Lonjakan Pemilih

Kompas.com - 08/07/2014, 16:19 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan hasil survei Kompas, hampir semua responden (97 persen) menyatakan bakal menggunakan hak pilihnya pada 9 Juli mendatang. Berkaca dari pelaksanaan pemilihan umum presiden di luar negeri, Komisi Pemilihan Umum perlu mengantisipasi hal itu.

Dari 1.109 responden yang tersebar di semua provinsi di Indonesia, hanya 1,8 persen yang ragu-ragu menggunakan hak pilih dan hanya 0,2 persen yang sejak awal menyatakan bakal golput.

Meski demikian, yang perlu menjadi perhatian KPU, seperempat responden (26,2 persen) hingga kemarin menyatakan belum menerima surat undangan. Adapun yang menyatakan sudah memiliki surat undangan sebanyak 73,2 persen.

Ketiadaan surat undangan ini kerap menjadi persoalan bagi pemilih, apalagi jika pemilih tidak terdaftar di tempat pemungutan suara (TPS) bersangkutan. Terlebih, dalam pemilu presiden kali ini pun, akan ada pengelompokan TPS.

Survei panel ini dilaksanakan Senin, 7 Juli 2014, di 34 provinsi seluruh Indonesia, dengan N = 1.109, sampling error +/- 2,9 persen. Hasil survei mencerminkan opini masyarakat Indonesia.

Kesulitan memilih

Hingga kemarin, informasi yang dihimpun Kompas menemukan masih banyak keluhan warga yang tak bisa pindah memilih atau terancam tidak bisa mencoblos karena tak terdata dalam daftar pemilih tetap (DPT) karena sedang berada di perantauan. Mereka juga khawatir tidak bisa memilih karena sampai kemarin belum menerima surat undangan (formulir C6).

Komisioner KPU Hadar N Gumay membantah bahwa pihaknya abai dengan berbagai aspirasi terkait kesulitan memilih warga di perantauan atau warga yang belum terdata di daftar pemilih. Hadar mencontohkan, ketika banyak yang berteriak belum bisa mengurus formulir pindah memilih (A5) dari tempat tujuan, KPU akhirnya mengeluarkan surat edaran.

”A5 akhirnya bisa diurus di tempat asal dengan diuruskan keluarganya dan bisa dikirim via faks atau di-scan untuk dikirim ke e-mail,” kata Hadar.

Namun, Hadar mengakui banyak penyelenggara di tingkat bawah yang belum menerima surat edaran itu. ”Bahwa akhirnya kami tidak bisa menjangkau sampai Panitia Pemungutan Suara (PPS), itu harap dimaklumi. Kita harus paham mengurus ini semua tidak mudah. Kami telah memberi ruang, tetapi kalau ruang itu tak dimanfaatkan, masak kami dituntut,” kata Hadar.

Pemberitahuan memilih

Hadar kembali mengingatkan bahwa surat pemberitahuan memilih atau C6 bukanlah syarat memilih. Karena itu, jika ada warga yang hingga hari pemungutan suara tidak mendapatkan C6, jangan khawatir karena tetap bisa memilih. ”Yang terpenting, dia namanya masuk dalam daftar pemilih,” kata Hadar.

Hadar juga mengingatkan kepada petugas TPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) agar tidak asal percaya kepada warga yang membawa formulir C6. ”Walaupun dia bawa C6, tetap cek kondisinya apakah dia benar-benar sudah terdaftar, bisa dicocokkan dengan data KTP-nya,” kata Hadar.

Belum dapat undangan

Terkait pendistribusian C6, Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengharapkan agar KPPS tidak diskriminatif. Penyerahan C6 ada berita acaranya sehingga bisa dipantau jika ada KPPS yang berusaha curang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Nasional
Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Nasional
KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

Nasional
PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

Nasional
Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Nasional
AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

Nasional
Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Nasional
Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Nasional
Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

Nasional
Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Nasional
Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Nasional
Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com