Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Cara Lama, Kini Suap Dilakukan dengan "Cash and Carry"

Kompas.com - 03/07/2014, 18:18 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mengatakan, transaksi suap menyuap kini cenderung menggunakan uang tunai. Para pelaku menghindari transaksi perbankan karena takut terlacak Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

"Sekarang ini modus operandi penyuapan balik lagi ke zaman dulu. Pada takut pakai perbankan karena ada PPATK, jadi cash and carry. Misalnya, bawa-bawa uang dalam kardus duren," kata Bambang dalam dialog interaktif bertema "Akselerasi Pendidikan Karakter Melalui Inovasi Model Pembelajaran Antikorupsi" di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (3/7/2014).

Untuk mengatasi perubahan modus operandi penyuapan ini, menurut Bambang, perlu dibuat peraturan yang membatasi jumlah transaksi tunai. Misalnya, dengan melarang transaksi tunai di atas Rp 5 juta. "Kenapa enggak diatur saja kalau sudah bawa Rp 5 juta, jadi masalah. Semuanya pakai banking system saja karena bisa terlacak," kata Bambang.

Hal lain yang disampaikan Bambang berkaitan dengan perkembangan modus korupsi di tingkat elite yang dianggapnya semakin parah. Menurut Bambang, sekarang telah bergabung tiga kekuatan yang bersekongkol melakukan korupsi di tingkat elite, yakni kekuatan pemilik modal, pemilik kekuasaan, dan jaringan politik.

"Dari white colar crime menjadi kejahatan politik. Kejahatan kerah putih itu orang yang punya kewenangan untuk kepentingan pribadi, sekarang bertemu. Tiga kekuatan, (yakni) pemilik modal, pemilik kekuasaan, dan jaringan politik, kegelapan nyaris sempurna," ujarnya.

Menurut Bambang, korupsi masa kini tidak mengenal gender dan usia. Baik perempuan, laki-laki, tua dan muda, pernah dijerat KPK. Lembaga antikorupsi itu bahkan tengah mengusut kasus dugaan korupsi yang melibatkan satu keluarga.

"Kalau dulu korupsi pasti laki-laki, di atas 40 tahun, sekarang tidak, korupsi juga ada yang perempuan. Bahkan bukan hanya laki-laki dan perempuan, tetapi juga bapak dan anak. Ada lagi yang menyimpan harta korupsi di istri-istrinya, yaitu Djoko Susilo. Kalau yang keluarga, dinasti Banten," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com