JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil presiden Jusuf Kalla menilai konsep Orde Baru yang "dijual" kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sudah tak relevan lagi diterapkan di Indonesia. Menurut Kalla, Orde Baru kental dengan nuansa otoriter dan rentan memancing kegaduhan sosial politik jika kembali diterapkan di Indonesia saat ini.
"Orde Baru itu bagian dari sejarah bangsa, dan orde itu sesuai zamannya. Tahun sebelumnya otoriter, sekarang demokratis, Anda enggak mungkin meng-copy Orde Baru ke 2014 ini, itu merusak," kata Kalla di kediamannya, Jakarta Selatan, Rabu (2/7/2014).
Menurut Kalla, Orde Baru hanya berhasil dijalankan pada era kepemimpinan Presiden Soeharto. Namun, sekarang zaman telah berubah dan rezim Orde Baru telah mendapat penolakan besar dari seluruh lapisan masyarakat.
Kalla melanjutkan, saat ini publik lebih mudah menerima pemimpin yang demokratis. Ia menilai capres Joko Widodo (Jokowi) memenuhi kriteria pemimpin yang demokratis dan merakyat itu.
"Pak Harto hebat di zamannya, tapi tidak sekarang. Kalau Anda otoriter, Anda akan dilawan. Sekarang zamannya Jokowi," pungkas politisi senior Partai Golkar itu.
Sebelumnya, juru bicara tim pemenangan Prabowo-Hatta, Tantowi Yahya, menegaskan bahwa pihaknya hanya akan mengambil dan mengaplikasikan sisi baik dari Orde Baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.