JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego mengatakan, Indonesia sebetulnya memiliki banyak lembaga riset yang kerap melakukan penelitian. Namun, hasil penelitian mereka terkadang tak dihargai oleh pemerintah maupun lembaga yang menaungi para peneliti tersebut.
“Banyak hasil penelitian di Indonesia yang tidak dihargai. Padahal, bagi para peneliti itu kan yang terpenting hasil penelitian mereka dihargai dan dapat dimanfaatkan. Kalau di luar negeri, peneliti itu sangat dihargai,” kata Indria kepada Kompas.com, Senin (30/6/2014).
Alasan penghargaan itulah, kata Indria, yang membuat tak sedikit peneliti Indonesia yang pada akhirnya bertahan di luar negeri untuk melakukan penelitian. Padahal, jika mereka dikumpulkan, akan membawa kemajuan besar bagi Indonesia.
Selain itu, ia menambahkan, persoalan kesejahteraan peneliti seharusnya juga menjadi sorotan penting. Ia mengatakan, banyak peneliti yang telah bergelar profesor tidak memiliki ruangan kerja sendiri. Hanya peneliti yang memiliki jabatan struktural di sebuah kementerian atau lembaga yang memperoleh fasilitas serta tunjangan yang memadai.
“Kalau di struktural itu gajinya mungkin standar juga, tetapi mereka dapat tunjangan, fasilitas seperti mobil dan ruangan kerja sendiri. Padahal, peneliti-peneliti yang jabatannya profesor pun banyak yang enggak duduk di jabatan struktural,” katanya.
Sebelumnya, calon wakil presiden Hatta Rajasa mengungkapkan keinginannya untuk menambah anggaran riset sebesar Rp 10 triliun saat debat keempat kandidat cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum, Minggu (29/6/2014) malam. Menurut Hatta, ada beberapa riset yang perlu ditingkatkan, di antaranya energi, pertahanan, dan pangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.