JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menilai debat antarkandidat calon presiden maupun wakil presiden RI tak banyak mempengaruhi elektabilitas kedua pasangan. Khususnya bagi para pemilih yang belum menentukan pilihannya.
"Debat itu seperti khutbah di depan orang banyak. Tidak terlalu signifikan di kalangan swing voters. Belum punya pengaruh banyak," kata Burhan di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (28/6/2014).
Pada Minggu (29/6/2014), cawapres Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla akan menghadapi debat putaran keempat dengan tema pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Menurut Burhan, kedua cawapres tersebut masing-masing telah memiliki pengalaman terkait tema debat.
Burhan menilai, tema yang diangkat cukup menarik melihat besarnya anggaran di sektor pendidikan.
"Seharusnya perdebatan terkait besok diarahkan sejauh mana pasangan-pasangan itu memiliki strategi untuk meningkatkan alokasi SDM untuk daya saing. Termasuk pembangunan karakter," terang Burhan.
Burhan menilai debat cawapres kali ini juga dapat saling mempertanyakan apa yang telah mereka lakukan selama menjabat di pemerintahan dan yang akan datang jika terpilih. Sebab, Hatta memiliki latar belakang sebagai mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kalla sebagai mantan wakil presiden.
Burhan menilai debat ketiga antara calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto dapat dijadikan referensi pada debat keempat nanti. Menurut dia, debat sebaiknya menonjolkan adu argumen antarkandidat.
"Kalau cuma penyampaian visi misi soal iptek saya lihat seperti cerdas cermat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.