JAKARTA, KOMPAS.com — Pembahasan mengenai bocornya potensi penerimaan negara sampai juga ke meja makan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Obrolan mengenai hilangnya potensi penerimaan negara ini muncul dalam jamuan makan siang bersama antara pimpinan KPK dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Sekitar pukul 11.50 WIB, Prabowo dan Hatta selesai mengikuti proses verifikasi laporan harta kekayaan mereka di Gedung KPK. "Mereka masuk sekitar pukul 09.30 WIB, lalu makan siang pukul 11.50 WIB," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Rabu (25/6/2014).
Keduanya lalu makan bersama di satu meja bundar dengan Ketua KPK Abraham Samad dan tiga Wakil Ketua KPK, yakni Bambang Widjojanto, Adnan Pandupraja, dan Zulkarnain. Hadir pula dalam acara makan siang tersebut anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta dan petinggi KPK lainnya.
Hidangan yang disajikan siang itu bisa disebut sederhana. Baik Prabowo-Hatta maupun pimpinan KPK menyantap nasi kotak yang berisi sepotong ayam, kerupuk, sayur, serta sebuah pisang. Perbincangan di meja makan pun berlangsung cair.
Entah bagaimana mulanya, Abraham mencoba meluruskan kepada Prabowo soal ucapannya mengenai potensi hilangnya pendapatan negara. Pernyataan Abraham ini pernah dikutip Prabowo saat dia tampil dalam acara debat calon presiden beberapa waktu lalu. Ketika itu, Prabowo menyebutkan ada kebocoran pendapatan negara sekitar Rp 7.200 triliun.
Dia mengaku mengutip angka Rp 7.200 triliun tersebut dari pernyataaan Abraham. Sementara menurut Abraham, dana Rp 7.200 triliun itu bukan kebocoran pendapatan negara, melainkan angka potensi pendapatan negara yang hilang karena penerapan sistem pengelolaan sumber daya alam pada saat ini.
Dalam acara makan bersama siang ini, Prabowo pun mengaku satu maksud dengan Abraham terkait angka Rp 7.200 triliun tersebut.
Selesai makan siang, Prabowo-Hatta sempat berfoto bersama dengan pimpinan KPK. Keduanya lalu keluar dari Gedung KPK untuk berbicara di hadapan para wartawan. Saat tampil di hadapan wartawan, Prabowo-Hatta tampak didampingi Abraham, Zulkarnain, dan Adnan Pandupraja.
Kepada wartawan, Prabowo mengatakan bahwa proses verifikasi laporan harta kekayaannya berjalan lancar.
"Kami ucapkan terima kasih kepada Ketua KPK dengan semua komisionernya yang telah melakukan verifikasi dengan sangat lancar, sangat baik, sangat ramah, sangat teliti, dicek semuanya, ada koreksi, dan akhirnya juga dikasih makan siang," katanya.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu mengaku terkejut dengan langkah KPK yang telah mengirimkan tim untuk mengecek langsung kondisi rumahnya di Hambalang, Bogor. Dia lantas mengapresiasi kerja KPK.
"Jadi rupanya pekerjaan KPK lumayan," ucapnya.
Prabowo dan Hatta lalu berjanji akan memperkuat KPK dan lembaga penegak hukum lainnya jika mereka terpilih nanti. Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga mengakui ada bagian dari laporan harta kekayaannya yang dikoreksi KPK. Ada perbedaan nilai aset yang dilaporkan Prabowo Subianto dan wakilnya, Hatta Rajasa, dengan data yang dimiliki KPK.
"Tanah yang saya beli beberapa tahun lalu sekarang nilainya sudah naik," kata Prabowo.
Hatta menambahkan, koreksi yang dilakukan KPK terhadap laporan harta kekayaannya berkaitan dengan perbedaan nilai aset yang dilaporkan. Misalnya, kata Hatta, terkait dengan aset berupa benda seni perolehan 1999 yang nilainya kini sudah berubah.
"Koreksi lebih pada nilai yang sejak 1999 nilainya sama terus, seperti misalkan benda-benda seni, itu dikoreksi, bukan penambahan harta, tapi perubahan nilai," ujar Hatta.
Mengenai total nilai asetnya, Prabowo enggan mengungkapkan kepada publik. Keduanya mengatakan bahwa keseluruhan nilai aset masing-masing yang telah diverifikasi KPK ini akan diumumkan di Komisi Pemilihan Umum pada saatnya nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.