"Pak Wiranto dan Pak Jusuf Kalla itu juga pernah dicopot Gus Dur sebagai menteri," kata Fuad di Rumah Polonia, Senin (23/6/2014). Dia menceritakan hal ini setelah banyak pihak berupaya melakukan kampanye hitam terhadap Prabowo dengan mengangkat surat rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira terkait pemberhentian Prabowo dari kemiliteran.
Menurut Fuad berdasarkan, penuturan Gus Dur, panggilan Abdurrachman, pemberhentian Kalla dari posisi menteri pada saat itu berlatar belakang dugaan kasus korupsi. Adapun pemberhentian Wiranto dilakukan terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
"Ya tetapi kan kemudian tidak ada putusan pengadilan (soal Wiranto). Saya tanya, Pak Jusuf Kalla kenapa Gus itu dicopot? Korupsi. Dicopot juga. Tapi kan masih dugaannya Gus Dur, tapi paling enggak dicopotnya sudah," tutur Fuad.
Fuad menambahkan pula bahwa beberapa waktu yang lalu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga sempat menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Wiranto. "Surat perintah penangkapan PBB, jangan main-main itu. Untung terselamatkan. Begitu. Jadi janganlah bicara dugaan-dugaan," kata dia.
Baik Wiranto maupun Kalla tercatat pernah masuk Kabinet Persatuan Nasional dalam masa pemerintahan Gus Dur sebagai presiden dan Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden. Berdasarkan laman Sekrertariat Kabinet, Wiranto pernah menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, sementara Kalla menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Sebelumnya, Wiranto yang pernah menjadi Panglima ABRI menyatakan bahwa Prabowo terlibat dengan beragam peristiwa kekerasan dan penculikan pada 1998. Dia sampai menggelar konferensi pers khusus untuk menyampaikan hal ini.
Adapun Fuad pernah bernaung dalam satu partai dengan Wiranto di Hanura, sampai dia memutuskan mengundurkan diri karena menolak mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung partainya itu. Dia juga pernah menjadi menteri dalam kabinet terakhir pemerintahan Presiden Soeharto.