JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo menyebutkan pada masa Pemilu Presiden sekarang ini media seharusnya memainkan peran sebagai penerjemah makna-makna dari pesan-pesan yang disampaikan dari pasangan calon presiden yang berkompetisi di pilpres 2014.
Menurut Stanley, panggilan akrab Yosep Adi Prasetyo, hal ini lebih penting dari pada suatu media hanya menjadi alat untuk menyerang salah satu pihak capres.
"Yang disampaikan capres selama masa kampanye itu kan banyak yang spontanitas, ada beberapa pernyataan yang tidak sesuai dengan fakta, jadi tugas media lah yang memberitakan dari sumber-sumber yang tahu secara pasti, mengenai bagaimana kebenarannya agar masyarakat tidak terjebak dalam informasi yang salah," kata Stanley pada diskusi Peliputan Pemilu Presiden 2014 di Gedung Dewan Pers Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Stanley mencontohkan pernyataan capres nomor urut satu Prabowo Subianto pada debat capres kedua beberapa waktu lalu, yaitu saat Prabowo menyebutkan adanya kebocoran anggaran negara sebesar Rp 1.000 triliun. Stanley menyebutkan pernyataan Prabowo tersebut justru diartikan dari berbagai sisi dengan tujuan melemahkan Prabowo itu sendiri.
Pada contoh ini, menurut Stanley seharusnya media sama-sama memberikan klarifikasi kebenaran suatu pernyataan pada kampanye. Kemudian Stanley mengemukakan, media seharusnya tidak melenceng dari hakikat untuk memberikan informasi yang benar kepada publik.
Lebih jauh, ia berpendapat, media juga punya tanggung jawab besar dalam keterpilihan seorang capres pada Pemilu. "Tugas kita (media) tidak hanya mengawal, tapi bertanggung jawab kepada keterpilihan capres ini atas makna yang diberikan kepada publik," ucap Stanley.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.