SUBANG, KOMPAS.com - Calon presiden Joko Widodo mengakui bahwa pemerintah saat ini telah memiliki program bantuan untuk nelayan. Namun, Jokowi menganggap bahwa program itu kurang dalam hal implementasi dan pengawasan.
"Saya sudah bilang, ini masalah lapangan. Ini masalah kebijakan yang menginjak bumi. Implementasinya saja yang belum," ujar dia saat istirahat dari aktivitas kampanye, Selasa (17/6/2014) sore.
Dalam kunjungan ke kampung-kampung nelayan itu, Jokowi menerima banyak keluhan dari nelayan, khususnya soal mengakses permodalan. Modal itu berimbas pada kelengkapan peralatan nelayan berupa pancing dan mesin kapal yang tidak pernah diganti hingga ongkos melaut yang tinggi.
Jokowi berjanji, jika dirinya terpilih menjadi presiden, dia akan membuka seluas-luasnya akses permodalan bagi nelayan. Birokrasinya pun dijanjikan untuk tidak terlalu rumit agar nelayan dapat merasakan dampak positifnya.
"Kita buka akses permodalan. Kita akan buka bank agromaritim. Bisa melalui BRI, itu salah satu contoh saja," ujar Jokowi.
Seiring dengan pembukaan akses terhadap modal, Jokowi juga berjanji akan membuka pasar terhadap produk-produk nelayan. Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan harus segera dijual ke pasar sesuai dengan jenis ikannya. Jadi, nelayan tak perlu khawatir ikannya tidak laku dan berakhir jadi produk olahan murah.
"Para nelayan juga butuh cool storage dengan listrik yang murah atau pakai teknologi lain. Modal ada, pasar ada, tempat penyimpanan ada, nelayan sejahtera," ujar Jokowi.
Dalam rangkaian safari politik Jokowi di pantai utara Jawa (pantura), Jokowi dijadwalkan mengunjungi kampung nelayan di Indramayu, Jawa Barat. Hingga pukul 19.00 WIB, Jokowi telah masuk ke perkampungan nelayan di sana. Jokowi akan berdialog dengan nelayan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.