"Kalau caranya masih sama seperti tahun lalu, kemungkinan besar kami tidak hadir," ujar Ketua PP Muhammadiyah bidang Tarjih dan Tajdid, Yunahar Ilyas, saat menggelar konferensi pers di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, No. 62, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2014).
Yunahar mengatakan, dalam melakukan sidang isbat, seharusnya proses sidang isbat dilakukan secara tertutup. Hal itu untuk menghindari debat-debat yang terjadi pada saat menentukan awal Ramadhan, tidak disaksikan publik. Menurutnya, siaran langsung cukup dilakukan pada saat mengumumkan penetapan tanggal satu Ramadhan.
"Kalau sekarang kan seperti pertunjukan. Debat disaksikan umat," ujar Yunahar.
Jika Kementerian Agama menggunakan format sidang Isbat tertutup, lanjut Yunahar, Muhammadiyah siap untuk hadir dan melakukan diskusi dalam menentukan awal puasa.
"Mau diskusi sekeras apapun kalau tertutup kan tidak ada masalah," ujarnya.
Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1435 Hijriyah jatuh pada tanggal 28 Juni 2014. Hal itu berdasarkan hasil metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah untuk menetapkan hari pertama puasa.
"Berdasarkan hasil hisab tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1435 pada hari Sabtu Pon 28 juni 2014 Masehi," ujar Yunahar.
Yunahar mengatakan, ijtima menjelang Ramadhan 1435 H terjadi pada hari Jumat Pahing, 27 Juni 2014, pukul 15:10:21 WIB. Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta, hilal berada di atas ufuk pada 0 derajat, 31 menit, 17 detik. Artinya, kata dia, kondisi tersebut menunjukkan hilal sudah wujud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.