Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Jokowi-JK Minta Polisi Usut Penyandang Dana Tabloid "Obor Rakyat"

Kompas.com - 15/06/2014, 17:31 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tim pemenangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla meminta polisi mengusut orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan tabloid Obor Rakyat, termasuk penyandang dananya. Tim Jokowi-JK akan melaporkan pengelola tabloid tersebut kepada polisi atas dugaan pencemaran nama baik dan fitnah pada Senin (16/6/2014) besok.

"Penyandang dananya, di mana itu dilakukan, siapa saja yang terlibat, apa motifnya, bagaimana cara distribusinya," kata anggota Tim Pemenangan Jokowi-Kalla, Taufik Basari, Minggu (15/6/2014), di Jakarta.

Taufik menduga pengelolaan tabloid ini tidak hanya melibatkan Pemimpin Redaksi Obor Rakyat Setyardi Budiono dan penulis dalam tabloid itu, yakni Darmawan Sepriyossa. Dia yakin ada satu jaringan yang terlibat pengelolaan tabloid mulai dari penulisan, pencetakan, penyebaran, serta penggalangan dananya. Taufik menengarai ada keterlibatan orang kuat di belakang penyebaran tabloid tersebut.

"Ini tidak melibatkan orang sedikit, dua-tiga orang tidak mungkin. Ada satu jaringannya, baik penulisan, pencetakan, penyebarannya, butuh tenaga dan biaya yang besar. Jadi, jangan menutup mata adanya keterlibatan pihak yang punya kekuatan, kekuatan politik, maupun dananya," ucapnya.

Menurut Taufik, polisi harus mengungkap motif di balik beredarnya tabloid tersebut. Terlebih lagi, tabloid tersebut disebarkan di tempat-tempat tertentu, seperti di pesantren-pesantren.

"Jelas sasarannya siapa, apalagi konten tabloid Obor Rakyat ini mengarah pada agama, suku, dan seterusnya, ini harus dilihat," ujarnya.

Dia juga menilai polisi perlu mengungkap latar belakang Setyardi dan Darmawan. Setyardi merupakan staf di kantor Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah.

Terkait hal ini, Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai menegaskan bahwa penerbitan Obor Rakyat tidak berkaitan dengan dirinya maupun Istana Presiden.

Sebelumnya, Setyardi mengaku bahwa pendanaan tabloid yang diterbitkan 100.000 eksemplar itu berasal dari kantong pribadinya. Namun, dia tidak menampik bahwa ada pula pihak ketiga yang memberikan sumbangan. Saat ditanyakan siapa saja pihak ketiga itu, dia mengelak untuk menjawab. Setyardi hanya menjelaskan bahwa para donatur sebagian besar adalah teman-temannya. Dia membantah bahwa korannya didanai oleh tim Prabowo-Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com