Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kristen Bauer: Islam Menyatukan Indonesia dan Amerika Serikat

Kompas.com - 14/06/2014, 12:18 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Perbedaan bahasa, sosial, dan budaya antara Amerika Serikat dan Indonesia ternyata mampu disatukan dengan agama Islam.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia, Kristen F Bauer, dalam diskusi "Life in America: Muslim in The United States", Jumat (13/6/2014) malam.

"Adanya penganut Islam di Amerika Serikat membuat persamaan antara Amerika Serikat dengan Indonesia terlihat. Mungkin tidak banyak orang yang tahu. Ada persamaan di antara keduanya (AS-Ina)," kata Kristen Bauer.

Bauer mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat adalah negara pasifik dengan penganut agama yang taat, baik Protestan maupun Katolik. Bauer mengungkapkan, di 20 dari 50 wilayah Amerika Serikat, Islam menjadi agama dengan penganut terbesar kedua.

Tak berbeda dengan di Indonesia, Amerika Serikat memiliki masalah dalam mempertahankan toleransi beragama. Bauer mengerti ada kecemasan dengan sekelompok orang minoritas seperti Ahmadiyah.

"Ada kelompok itu di Indonesia, di Amerika Serikat juga ada dengan skala minoritas tapi suaranya nyaring," kata Bauer.

Untuk menghadapi itu, warga Amerika Serikat mengedepankan nilai toleransi dan kedamaian. Bauer pun menyatakan kaum muslimin di Amerika memiliki banyak prestasi, yaitu ada 2 muslim yang duduk di Kongres dan seorang muslim yang menjabat sebagai wali kota.

Kaum muslim di Amerika juga datang dari berbagai latar belakang, berbagai keanakeragaman juga ada baik aliran, negara, dan suku. Pada bulan Ramadan, kata Bauer, komunitas Islam dapat bermain bersama teman-temannya dari agama lain. Mereka memilih waktu usai berbuka untuk bermain sepak bola bersama.

Dengan begitu, di Amerika Serikat kebebasan beragama ditumbuhkan dan mereka memeluk agama yang diyakini masing-masing dengan tidak saling mengintimidasi. Selain itu, Amerika Serikat juga tidak membatasi dan melarang penggunaan pakaian muslim atau hijab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com