PT Tidar Kerinci Agung mendapatkan Kalpataru dalam kategori pembina lingkungan hidup. Perusahaan itu bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan memiliki lahan di Solok, Sumatera Barat, dan Jambi.
Kepada wartawan, Hashim mengaku sejak lama prihatin dengan kondisi hutan dan hewan liar. Oleh karena itu, dia mengkhususkan area khusus pemeliharaan hutan di dalam total areal hak guna yang didapatnya dalam mengembangkan perkebunan sawit.
"Kami dapat hak untuk tebang dan menanam sawit. Tapi saya putuskan ada areal untuk tetap dilestarikan," ujar Hashim, di sela-sela acara pemberian penghargaan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Menurut Hashim, ada total 27.000 hektar lahan perkebunan sawit miliknya di bawah bendera Tidar Kerinci Agung. Seluas 2.400 hektar di antaranya digunakan untuk pelestarian hutan. Di areal pelestarian itu, Hashim mengatakan, ada ratusan spesies langka yang dilestarikan mulai dari pohon beringin, pohon damar, hingga trembesi.
Selain melakukan pelestarian hutan alami, Hashim juga memiliki keprihatinan yang sama akan keberadaan satwa langka yang semakin punah. Oleh karena itu, ia memutuskan membuat penangkaran harimau di areal hutannya.
"Kepedulian ini bermula dari kondisi hutan kita yang sangat memprihatinkan. Kebutuhan hutan kita yang semakin banyak, tapi hutan asli justru ditebang, kami prihatin. Saya juga prihatin hewan langka seperti harimau mau punah," ungkap Hashim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.