"Selama masa pemerintahan presiden-presiden sebelumnya, Mendikbud selalu diambil dari NU atau Muhammadiyah. Kalau NU, yang bagus sekolah-sekolah NU saja, demikian juga kalau Muhammadiyah. Sampai-sampai sekolah negeri tidak diperhatikan," katanya kepada Jokowi.
Dia lalu menanyakan keberanian Jokowi untuk memilih menteri dari PGRI. Menurut dia, Mendikbud dari kalangan PGRI lebih bisa bersikap adil terhadap semua lembaga pendidikan yang ada.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengingatkan bahwa dirinya tak pernah berbicara soal alokasi kursi dengan partai pendukung atau dengan organisasi massa mana pun. Jokowi menyatakan bahwa dirinya juga lebih menghendaki menteri dari kalangan profesional daripada melihat latar belakang ormas atau partai.
"Saya nggak berpikir ormas apa, partai apa. Yang saya pake profesionalisme, seperti di Jakarta ada fit and proper test yang jelas. Kalau menteri pendidikan dari PGRI karena guru, background jelas, rekam jejak jelas, jadi saya yakini pasti mengerti betul," kata Jokowi disambut tepuk tangan ratusan guru yang hadir dalam pertemuan itu.
Sebelumnya, Jokowi sempat memaparkan visi dan misinya di bidang pendidikan. Dia menekankan perlunya pendidikan karakter di setiap level pendidikan. Pendidikan karakter ini, sebut Jokowi, akan menyiapkan mental para generasi muda dalam menghadapi era perdagangan bebas yang mulai diterapkan pada 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.