JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menegaskan, organisasinya tidak memihak calon presiden dan wakil presiden tertentu. Dia hanya menitip pesan ke presiden terpilih agar mengakomodasi suara kaum Nahdliyin.
"Siapa pun yang jadi presiden, misalnya Kiai Jokowi, saya titip NU," ujarnya dalam acara Rakernas dan Mukernas Muslimat NU di Asrama Haji Jakarta pada Rabu (28/5/2014) siang.
Aqil mengatakan, meski NU adalah organisasi Muslim terbesar di Indonesia, masih banyak warga NU yang tidak tersentuh oleh imbas positif pembangunan pemerintah pusat, baik di bidang transportasi atau pelayanan kesehatan.
"Anak-anak sekolah itu naik angkot setengah harga, tapi santri tetap seratus persen. Anak-anak sekolah diberi BOS (bantuan operasional sekolah), tapi pesantren mana ada BOS. Padahal pesantren lebih dulu ada sebelum negara ini," kata Aqil.
Di sisi lain, Aqil merasa jiwa nasionalisme para kiai dan alim ulama NU besar. Alangkah baik jika suara-suara kaum Nahdiyin didengarkan dan diakomodasi oleh pemerintahan baru.
Rakernas dan Mukernas Muslimat NU yang digelar di Asrama Haji, Makasar, Jakarta Timur, tersebut digelar dari tanggal 7 Mei hingga 1 Juni 2014. Pada hari kedua, sejumlah pejabat menghadiri acara, antara lain Wakil Presiden Boediono, Wakil Menteri Agama Nasruddin Umar, dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.