Menurut Kalla, wakil presiden sudah sepatutnya bertugas membantu presiden dalam menjalankan pemerintahan.
"Bukan memdominasi. Membantu. Memang negeri ini luas 250 juta (jiwa), 17.000 pulau bagaimana kalau tidak saling membantu? Enggak mungkin," kata Kalla seusai Rapat Koordinasi Seknas Jokowi Se-Jawa di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Minggu (25/5/2014).
Menurut Kalla, wakil presiden harus sepenuh hati membantu presiden. Kalla pun menyinggung pemerintahan saat ini yang dipimpin pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono.
"Jangan seperti sekarang. Apa sekarang wakil presiden bantu presidennya? Kan, kurang. Akibatnya negara jatuh. Saya tidak mau begitu," ucap Kalla.
Kalla sendiri pernah menjabat wakil presiden untuk Presiden SBY pada periode 2004-2004. Sejumlah pihak menilai Kalla bakal dominan dalam kekuasaan karena memiliki pengalaman yang lebih dibanding Jokowi.
Pasangan ini pun sering diibaratkan sebagai "dua matahari" karena keduanya dinilai memiliki karakter yang sama kuat dalam hal kepemimpinan.
Peneliti Charta Politika Yunarto Wijaya sebelumnya mengatakan, kondisi itulah yang akan jadi tantangan pasangan tersebut. Bagaimana agar Jokowi benar-benar memainkan peran sebagai king maker dan Kalla memainkan peran sebagai back-up kepemimpinan. Menurutnya, Jokowi tak boleh hanya menjadi simbol, kemudian Kalla dominan di dalam kekuasaan.
Jokowi sendiri mengaku telah menegaskan kepada Kalla soal pembagian tugas antara presiden dan wakil presiden jika mereka terpilih. Menurut Jokowi, Kalla mampu bekerja produktif pada usia 72 tahun dan telah matang di berbagai bidang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.