Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Dituding Main Politik Dua Kaki, Aburizal Berkilah dengan Uang sebagai Ibarat

Kompas.com - 23/05/2014, 00:43 WIB
Fathur Rochman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Dituding bermain politik dua kaki, Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie berkilah, semua langkah politik partainya akan selalu dipandang sebagai ibarat dua sisi mata uang. Tak ada bantahan yang tegas dari Aburizal soal tudingan itu sendiri.

"Mata uang ada dua sisi. Ada yang mengatakan baik, ada yang mengatakan tidak baik, itu biasa saja," ujar Aburizal seusai menggelar rapat pleno tertutup di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (22/5/2014) malam.

Tudingan itu mencuat terkait sikap Partai Golkar yang mendukung pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dari poros Gerindra, tetapi juga "menempatkan" Jusuf Kalla menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo di poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Aburizal tidak memberi banyak komentar soal dugaan politik dua kaki yang ditudingkan kepada partainya. Namun, dia menegaskan, Partai Golkar akan mendukung siapa pun presiden terpilih nantinya, dengan tetap mengkritisi kebijakan yang dikeluarkan presiden itu. "Kebijakan baik kami dukung, kebijakan yang tidak baik akan kami kritisi," ujar Aburizal.

Bantahan justru datang dari petinggi lain partai itu. Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyatakan, untuk kali ini dan seterusnya partai berlambang pohon beringin tersebut tidak main dua kaki, apalagi tiga kaki. Langkah yang diambil Partai Golkar saat ini, kata Priyo, semata-mata demi kepentingan bangsa dan negara.

Sebelumnya, Partai Golkar dinilai sedang menjajaki politik dua kaki dengan pilihan berkoalisi dengan poros Gerindra sekaligus membiarkan Kalla di kubu PDI-P. Jika nantinya pasangan yang didukung Golkar saat ini kalah pada Pemilu Presiden 2014, partai berlambang beringin itu masih bisa dengan mudah mengalihkan dukungannya kepada Jokowi-JK.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta, Zaki Mubarak, menilai, kondisi ini sama dengan Pemilu 2004. Saat itu, Golkar secara resmi mendukung pasangan Wiranto dan Salahuddin Wahid, tetapi membiarkan Kalla menjadi pendamping Susilo Bambang Yudhoyono dari Partai Demokrat.

Ketika SBY-JK menang, Golkar pun tanpa kesulitan langsung berkoalisi untuk mendukung SBY-JK di parlemen. Sesudah pemilu tersebut, Kalla bahkan terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com