Permintaan itu secara khusus ia tujukan kepada pimpinan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai ormas Islam dengan jumlah massa terbesar. "Sebaiknya pimpinan ormas Islam, khususnya Muhammadiyah dan NU, bersikap netral dalam pemilu ini," kata Komarudin, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (22/5/2014).
Komarudin menjelaskan, pimpinan NU dan Muhammadiyah harus mampu menjalankan peran sebagai penjaga moral dan pengayom masyarakat. Mengenai pilihan politik, semuanya menjadi hak individu dan tak perlu menggiring publik untuk memilih calon tertentu.
Dalam pengamatannya, Komarudin menilai pemilu tahun ini masih kental diwarnai praktik transaksional dan arahnya hanya untuk merebut kekuasaan. Di situasi inilah, kata Komarudin, pimpinan NU dan Muhammadiyah harus pandai menjaga integritasnya sebagaimana semestinya seorang ulama. "Berilah pencerahan kepada masyarakat dan wasit dalam posisinya sebagai tokoh masyarakat," pungkasnya.
Seperti diketahui, besarnya jumlah pemilih Islam di Indonesia membuat semua poros yang bertarung di Pilpres 2014 berebut dengan cara menggandeng tokoh ormas Islam. Misalnya, tokoh NU Said Aqil Siradj dan Mahfud MD mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Ketua PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa yang menjadi Juru Bicara Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.