DEPOK, KOMPAS.com - TNI Angkatan Laut akan menggeser kapal perangnya yang berada di Natuna untuk melakukan pengawasan di perairan Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Ini terkait adanya pembangunan mercu suar oleh pihak Malaysia di sekitar kawasan tersebut.
"Kalau masuk wilayah abu-abu akan kami protes, tidak boleh ada kegiatan apapun di sana," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko usai memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (20/5/2014) kemarin.
Pihaknya akan melakukan pengecekan lebih detail apakah pembangunan mercu suar oleh pihak Malaysia itu masuk wilayah Indonesia atau masuk Malaysia.
Secara administrasi, Panglima akan membuat surat ke Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa sebagai bentuk protes kepada Malaysia. Panglima TNI juga tengah mempertimbangkan untuk memperkuat kekuatan militer di perairan Tanjung Datok.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengatakan pihaknya akan mengirimkan satu pesawat patroli dan kapal perangnya untuk melakukan pemantauan di perairan Tanjung Datuk.
"Saat ini kami sedang konfirmasi. Kami kirim kapal perang dan pesawat patroli untuk melakukan pemantauan di sana. Saat ini masih dalam tahap perundingan. Soal batas wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia belum tuntas," katanya.
Ia mengatakan, perundingan tentang batas wilayah Indonesia dan Malaysia sudah dilakukan sebanyak 26 kali dan belum selesai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.