Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar: Kampanye Pilpres Butuh Triliunan Rupiah

Kompas.com - 16/05/2014, 18:33 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golongan Karya Bambang Soesatyo mengatakan, gabungan partai politik yang tergabung dalam koalisi membutuhkan dana besar untuk menghadapi Pemilu Presiden 9 Juli 2014. "Kampanye pilpres itu tidak cukup Rp 100-200 miliar, butuh triliunan," kata Bambang, Jumat (16/5/2014), di Jakarta.

Dia menyatakan, masalah dana kampanye inilah yang menjadi salah satu penyebab gagalnya "perkawinan" antara Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Dia menyebut ada ketidakcocokan antara kedua partai mengenai masalah dana kampanye. "Kita harus mendapat partner yang cocok," kata anggota Komisi III DPR itu.

Kendati demikian, Bambang enggan menjelaskan ketidakcocokan dana pemenangan pilpres itu secara lebih mendetail dengan alasan etika. Menurutnya, ketidakcocokan tersebut tersirat dari pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus adik Prabowo, Hasyim Djojohadikusumo, yang lebih menginginkan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa sebagai cawapres Prabowo.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengunjungi kediaman Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2014). Pertemuan tersebut dilanjutkan dengan kunjungan Aburizal ke kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Senin (5/5/2014).

Seusai pertemuan kedua itu, Aburizal menyatakan tidak keberatan jika kelak dirinya maju sebagai bakal calon wakil presiden, mendampingi bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Koalisi keduanya hampir dipastikan gagal setelah Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa disebut sebagai kandidat terkuat sebagai cawapres untuk berpasangan dengan Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com