JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Pusat Data Bersatu (PDB) Agus Herta menilai, duet bakal calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan bakal calon wakil presiden Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa, sudah sangat ideal. Namun, Agus menilai, perbedaan visi dan misi dalam bidang ekonomi akan menjadi ganjalan dalam duet ini.
Hatta selama menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dinilai Agus sebagai seorang yang memiliki pandangan ekonomi liberalis. Sementara itu, dalam kampanye selama ini, Prabowo sering menggembar-gemborkan ekonomi kerakyatan.
"Jadi, Prabowo kerakyatan, Hatta liberalis. Bagaimana kedua kutub ini menyatu?" ujar Agus di Jakarta, Rabu (14/5/2014).
Menurut Agus, dua ideologi ekonomi itu, meskipun sama-sama baik, jelas merupakan ideologi yang saling bertolak belakang. Satu-satunya cara untuk menyatukan ideologi itu, kata dia, adalah dengan mengalahnya salah satu pihak. Dengan begitu, nantinya prinsip yang dipakai bisa ekonomi kerakyatan atau ekonomi liberalis.
"Saya enggak bisa bayangkan kalau disatukan bagaimana, enggak cocok ideologinya kedua orang ini," tambahnya.
Namun, terlepas dari ideologi ekonomi yang berbeda, Agus menilai bahwa figur keduanya sangat cocok dan memiliki chemistry. "Positifnya Prabowo sangat tegas. Sementara itu, Hatta mempunyai kecermatan sangat tinggi sehingga keduanya akan menghasilkan pemerintahan yang kuat," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.