"Jokowi perpaduan Soekarno dan Hatta. Jadi bagi saya, konteks pemberian kekuasaan Megawati ke Jokowi bukan karena Jokowi ingin dijadikan sebagai capres boneka, tapi justru untuk menyelamatkan idelogi Soekarno-Hatta," kata Yudi, dalam diskusi 'Capres Boneka', di Media Centre JKW4P, Jakarta, Kamis (28/4/2014).
Yudi menjelaskan, Jokowi memiliki sebuah ideologi yang matang, sangat mirip dengan ideologi Soekano yang membawa Indonesia merdeka. Sementara, sifat Jokowi yang merakyat dan mau langsung turun kebawah, sangat mirip dengan Hatta.
"Saat pasca kemerdekaan itu kan, urusan rakyat yang lapar tidak bisa diselesaikan dengan ideologi saja. Itu dilakukan Bung Hatta dengan melayani rakyat," ujarnya.
Terkait sosok Jokowi yang kerap bertemu dengan duta besar negara dari luar, menurutnya, juga tidak membuat Jokowi lantas melawan sikap nasionalisme Bung Karno dengan menjadi boneka asing. Di era Demokrasi seperti ini, kata Yudi, setiap negara tidak bisa dilepaskan dari pengaruh bangsa-bangsa lainnya.
"Megawati melihat ada missing link sehingga Indonesia memerlukan seseorang seperti Jokowi, seorang ideolog yang langsung mengayomi orang-orang di akar rumput. Saya kira Jokowi sangat memenuhi harapan-harapan itu," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.