Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Hitam "RIP Jokowi", Bukti Pendangkalan Kompetisi Pilpres

Kompas.com - 08/05/2014, 14:32 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Beredarnya kampanye hitam "RIP Jokowi" di media sosial dinilai sebagai pendangkalan dalam kompetisi menjelang Pemilu Presiden 2014. Cara seperti itu tidak akan efektif untuk menjatuhkan bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo.

"Cara seperti itu tidak akan efektif untuk mengecilkan Jokowi," ujar pengamat politik dari Universitas Gajah Mada, Ari Sudjito, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (8/5/2014).

Ari beranggapan bahwa kampanye hitam dengan menyatakan Jokowi meninggal dunia merupakan bentuk dari kekalutan politik yang terjadi terhadap si pelaku pembuat kampanye tersebut. Hal itu membuktikan bahwa pelaku sudah kehabisan ide untuk menyerang Jokowi sehingga membuat info yang mengada-ada. Ia menduga kampanye hitam tersebut dibuat oleh lawan politik Jokowi.

Ari yakin kampanye hitam ini tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas Jokowi. Menurutnya, masyarakat Indonesia sudah cerdas dan tidak akan terjebak dengan cara murahan semacam itu. Menurutnya, cara kotor seperti itu justru dapat membuat masyarakat menjadi lebih respek terhadap Jokowi.

"Orang bisa menilai Jokowi itu tidak seperti itu setelah melihat black campaigne. Ini membuat yang dituduh (Jokowi) malah jadi makin eksis," ujarnya.

Ari meminta tim Jokowi tidak menanggapi kampanye hitam ini. Jika Jokowi menanggapi, maka pelaku akan merasa berhasil dalam membuat kekacauan informasi.

Gambar ucapan duka cita atas Jokowi itu menyebar di Facebook dan Twitter. Pada gambar itu, Jokowi ditulis dengan nama Ir. Herbertus Joko Widodo. Bentuk gambar tersebut berupa iklan pengumuman duka cita seperti sering dimuat di surat kabar. Sebagai awalan dalam gambar tersebut, tercantum tulisan yang mengumumkan "kematian" Jokowi pada 4 Mei 2014.

"Telah meninggal dengan tenang pada hari Minggu 4 Mei 2014 pukul 15.30 WIB, suami, ayah, dan capres kami tercinta satu-satunya," bunyi tulisan di iklan itu.

Pengumuman dilanjutkan dengan informasi mengenai lokasi "jenazah" Jokowi akan dikebumikan. Sebagai penutup pada pengumuman tersebut, tercantum nama istri Jokowi, Iriana Widodo, sebagai pihak yang dikondisikan sebagai pemasang iklan. Selanjutnya, tertulis nama Megawati Soekarno Putri sebagai pihak yang ikut “berdukacita”. "Turut berduka cita : Megawati Soekarno Putri beserta segenap staff, kader, dan Tim Sukses Capres 2014."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com