Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Prabowo Mau Klarifikasi, Jangan di Media Massa"

Kompas.com - 06/05/2014, 07:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Komandan Kopassus Prabowo Subianto didesak untuk segera membuat klarifikasi soal penculikan 13 aktivis yang masih hilang sampai sekarang. Klarifikasi itu pun diminta tak disampaikan bakal calon presiden dari Partai Gerindra itu hanya lewat media massa.

"Kalau Prabowo mau klarifikasi jangan di media massa. Juga Wiranto. Kalau memang berani klarifikasi silakan di pengadilan HAM ad hoc untuk penghilangan orang secara paksa," ujar Sumarsih, orangtua Wawan, korban peristiwa Semanggi I pada 1998 di kantor Kontras, Jakarta, Senin (5/5/2014).

Pada periode gonjang-ganjing menuju reformasi tersebut, Prabowo adalah komandan Tim Mawar, pasukan yang diduga melakukan serangkaian penculikan aktivis dan mahasiswa itu. Sementara itu, bakal calon presiden dari Partai Hanura, Wiranto, saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI.

Sumarsih meminta kebesaran hati Prabowo dan Wiranto untuk mengungkap secara jelas mengenai misteri hilangnya belasan aktivis tersebut agar secepatnya ada tindakan hukum. Menurut dia, jangan dulu berpikir menjadi capres jika masih tersandung beban masa lalu.
"Kalau memang cinta bangsa ini jangan lomba-lomba jadi capres. Silakan dengan besar hati mendorong terbentuknya peradilan HAM," kata Sumarsih.

Salah satu korban penculikan yang dilepas, Mugiyanto, menilai, Prabowo tidak pantas menjadi presiden karena masih memiliki masalah moral. "Kalau Prabowo jadi presiden, ke depan kita boleh saja hilangkan orang yang berseberangan dengan kita," ujarnya.

Beberapa ormas yang tergabung dalam Koalisi Gerakan Menolak Lupa menilai, pernyataan mantan Kepala Staf Kostrad Mayor Jendral (purn) Kivlan Zen merupakan petunjuk yang bisa memberikan titik terang atas kasus hilangnya 13 orang pada 1998. Dalam sebuah acara televisi, Senin (28/4/2014), Kivlan mengaku tahu keberadaan dan nasib 13 orang tersebut.

Dalam siaran televisi tersebut, Kivlan berkata, "Yang menculik dan hilang, tempatnya saya tahu di mana. Ditembak, dibuang..." Koalisi Gerakan Melawan Lupa mengganggap kalimat tersebut mempertegas bahwa peristiwa tersebut nyata adanya dan harus segera diproses hukum.

Sebelumnya, Prabowo menyatakan siap mengklarifikasi sejumlah hal yang melekat kepadanya terkait peristiwa 1998. ”Saya juga keluar dari tentara dengan segala predikat dan cerita. Kalau dibutuhkan, saya siap memberikan klarifikasi,” kata dia di sela ramah-tamah dengan pengurus DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri seperti dilansir Kompas edisi 25 April 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com