Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Prabowo Bisa Kalahkan Jokowi jika...

Kompas.com - 04/05/2014, 17:59 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
-- Elektabilitas bakal calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto, diprediksi bisa menyalip bakal calon presiden PDI-Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), dalam dua bulan ke depan. Menurut hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Prabowo bisa mengalahkan Jokowi jika Gubernur DKI Jakarta itu salah dalam memilih pasangan dan salah strategi kampanye.

"Kalau dilihat trennya, Jokowi cenderung melemah dan Prabowo menguat. Dua bulan ke depan, Jokowi bisa dikalahkan Prabowo bila salah dalam memilih pasangan dan bila kalah dalam strategi kampanye," kata peneliti SMRC Sirojudin Abbas saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Survei ini dilakukan SMRC pada 20-24 April 2014 dengan metodologi random sampling. Jumlah sampel awal 2.040, tetapi yang valid dianalisis hanya 2.015. Berdasarkan jumlah sampel tersebut, diperkirakan margin of error sebesar 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei ini didanai pihak ketiga, tetapi SMRC enggan menyebutkan namanya.

Menurut hasil survei, bila capres yang maju nanti hanya Jokowi dan Prabowo, untuk sementara elektabilitas Jokowi lebih tinggi sekitar 16 persen lebih tinggi dibandingkan dengan Prabowo. Namun, menurut Sirojudin, posisi Jokowi belum aman jika melihat tren elektabilitasnya yang cenderung turun sepanjang 2014.

Dari hasil survei, elektabilitas Jokowi cenderung turun sejak Desember 2013, Maret 2014, dan April 2014. Sementara elektabilitas Prabowo, menurut survei, terus meningkat dalam periode yang sama.

Sirojudin juga memaparkan sejumlah faktor yang menyebabkan turunnya elektabilitas Jokowi. "Dalam lima bulan terakhir memang menurun, salah satu kemungkinan yang menjelaskan penurunan Jokowi karena popularitas Jokowi sudah habis di 62 persen," katanya.

Setelah popularitas Jokowi menyentuh puncaknya di angka 62 persen, lanjutnya, calon presiden lainnya mulai bekerja dan menawarkan diri sehingga membuat pilihan masyarakat akan capres lebih banyak.

"Orang mulai kenal Jokowi dari kualitas personalnya, skill ekonomi dan lain-lain mulai terlihat, itu memberikan pendidikan yang baik kepada masyarakat bahwa Jokowi bukan satria piningit, dan semakin kenal, orang semakin biasa memandang kepemimpinan Jokowi," tuturnya.

Faktor lain yang memengaruhi turunnya elektabilitas Jokowi, menurut Sirojudin, adalah kurang bulatnya dukungan PDI-P terhadap Gubernur DKI Jakarta itu. Dia menyebut PDI-P tidak membuat acara yang luar biasa ketika mengumumkan Jokowi sebagai calon presiden yang bakal diusung partai berlambang banteng tersebut.

"Ditambah iklan menjelang pemilu yang keluar hanya Puan dan Mega. Jokowi enggak dikasih porsi. Itu juga salah satu yang membuat masyarakat realistis melihat Jokowi yang membuat elektabilitas menurun," kata Sirojudin.

Selain itu, dia menilai dominasi peran Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri cukup membuat simpati masyarakat menurun. Apalagi dengan wacana yang muncul belakangan ini yang menyebutkan pemilihan bakal calon wakil presiden Jokowi harus melalui restu Megawati.

"Kini suara di sini mulai dibeli masyarakat, ditambah serangan Gerindra, Jokowi boneka Bu Mega, itu tergantung Jokowi dengan tim kemudian mulai memoles Jokowi sebagai figur sentral," ucapnya.

Mengenai bakal cawapres, hasil survei SMRC menunjukkan bahwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri BUMN Dahlan Iskan bisa membuka peluang lebih baik bagi Jokowi untuk mengalahkan Prabowo.

Sementara tokoh lainnya yang disebut-sebut sebagai bakal calon wakil presiden, yakni Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, disebut kurang kuat efeknya dalam meningkatkan elektabilitas Jokowi. Tokoh lainnya, mantan KSAD Ryamizard Ryacudu, malah dinilai menurunkan elektabilitas Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com