"Ini gerakan tanpa bola yang sedang dimainkan. Tertumbuk pada dua tembok besar," kata Zainal saat diskusi di Jakarta, Minggu (4/5/2014).
Salah satu petinggi ormas pendiri Golkar Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) itu menilai, pertemuan yang terjadi antara Aburizal dan Prabowo beberapa waktu yang lalu terlalu banyak dipenuhi spekulasi. Menurut dia, itu adalah pertemuan normatif para politisi belaka.
"Integrasi Gerindra dan Golkar mengandung banyak masalah karena dua-duanya sudah punya capres. Harus ada satu putaran siapa yang mau mengalah (menjadi cawapres), Prabowo yang mengalah atau Aburizal yang mengalah," tuturnya.
Meski begitu, ia mengatakan, kemungkinan tersebut bisa saja terjadi dengan menggodok kelebihan dan kekurangan opsi Aburizal-Prabowo dan Prabowo-Aburizal sebagai capres dan cawapres. Tetapi, penentuan tersebut harus melalui proses dalam forum rapat pimpinan nasional Partai Golkar.
Sebelumnya, Prabowo dan Aburizal mengadakan pertemuan tertutup di kediaman Aburizal, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu. Seusai pertemuan yang berlangsung selama sekitar 90 menit itu, kedua pihak sepakat untuk melanjutkan komunikasi secara lebih intensif. Keduanya juga menegaskan akan tetap menjadi bakal capres dari partainya masing-masing. Belum ada pembicaraan mengenai cawapres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.