"May Day bisa saja diperingati dengan cara menggelar tausiah, pembersihan lingkungan secara bersama, atau kegiatan lain yang kreatif dan produktif. Apa pun yang dilakukan untuk memperingati perayaan Hari Buruh jangan sampai meresahkan masyarakat," kata Pramono melalui pernyataan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (1/5/2014) siang.
Peserta konvensi capres Demokrat ini memahami bahwa aksi yang dilakukan buruh untuk menuntut peningkatan kesejahteraan hidupnya. Akan tetapi, kata dia, buruh harus melakukan dengan cara-cara yang damai. Dia yakin, cara-cara yang damai akan lebih mudah didengar.
"Usaha-usaha meningkatkan kesejahteraan buruh utamanya harus dilakukan melalui komunikasi dengan perusahaan dan pemerintah. Komunikasi damai antara pemilik perusahaan, pemerintah, dan asosiasi buruh diharapkan bisa menjembatani kebutuhan buruh dan mencari solusi atas permasalahan perburuhan yang ada," lanjut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.
Pramono menilai, buruh adalah salah satu aset penting negara dan perusahaan dalam menggerakkan roda ekonomi. Ekonomi Indonesia yang terus maju, menurutnya, tidak bisa dilepaskan dari peran para buruh.
"Buruh adalah bagian utama dari angkatan kerja Indonesia, oleh karenanya buruh harus sejahtera supaya bisa tetap produktif dalam menggerakan roda ekonomi Indonesia," kata Pramono.
Pada peringatan Hari Buruh, Kamis ini, ratusan ribu buruh dari sejumlah aliansi serikat pekerja turun ke jalan. Menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, setidaknya ada 20 provinsi yang akan dijadikan lokasi aksi.
Dalam aksinya, para buruh menyampaikan sepuluh tuntutan yang ditujukan bagi para pengusaha dan pemerintah. Meski sebagian besar Hari Buruh diperingati dengan menggelar aksi demonstrasi, tak sedikit pula yang menyelenggarakan bakti sosial. Misalnya, aliansi buruh yang tergabung dalam anggota Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang mengadakan donor darah dan pengobatan gratis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.