"Pak Tjahjo (Sekjen DPP PDI-P) sempat bilang silakan Nasdem ajukan cawapresnya," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Willy Aditya, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Kamis (1/5/2014).
Willy menjelaskan, tawaran dari Tjahjo Kumolo pada Nasdem itu dikemukakan tak lama setelah pelaksanaan pemilu legislatif pada 9 April 2014 lalu. Dalam kesempatan itu, Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh menolak menjadi figur calon pendamping dan tak mengajukan nama lain untuk diusulkan sebagai calon wakil presiden untuk Jokowi.
Ia menjelaskan, partainya menolak mengajukan nama figur untuk mendampingi Jokowi karena sejak awal tak menginginkannya. Willy menegaskan, Nasdem memutuskan berkoalisi dengan PDI-P karena merasa memiliki semangat perjuangan yang sama dan ingin memberikan pelajaran politik yang tak terjebak dalam praktik transaksional.
"Kalau Nasdem enggak masuk tiga besar, kami enggak akan berbicara soal capres atau cawapres. Kami ingin perjuangkan politik gagasan, bukan bagi-bagi kekuasaan," ujar Willy.
Seperti diketahui, hubungan PDI-P dengan Nasdem sudah sangat mesra dan saling mengklaim akan berkoalisi mengadapi pilpres. Di luar kedua partai tersebut, ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ikut berkomunikasi dan telah memberikan sedikit sinyal akan merapat ke kubu PDI-P. Keputusan koalisi akan semakin terang benderang setelah real count hasil pileg disampaikan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.