Perkiraan perolehan suara itu disebut sebagai momentum yang tak boleh dilepaskan bila alasan mengusung pasangan calon sendiri itu adalah memenangkan pilpres untuk kepemimpinan yang amanah.
"Perolehan suaranya tinggi, tertinggi sejak 1999, maka harus dijadikan momentum. Kenapa kita nggak berkumpul, membicarakan sesuatu," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Hari Wibowo, dalam diskusi politik di Cikini, Jakarta, Sabtu (19/4/2014).
Dradjad mengatakan, pertimbangan soal momentum tersebut menjadi salah satu pendorong semua perwakilan partai berbasis massa Islam untuk menggelar pertemuan tertutup di Cikini pada Kamis (17/4/2014) malam.
Menurut Dradjad, pertemuan itu bertujuan merespons aspirasi dari ormas Islam agar partai berbasis massa Islam mengusung calon sendiri pada Pilpres 2014.
Semua partai berbasis massa Islam diminta bersatu, bergabung dengan partai-partai nasionalis untuk membangun koalisi demi menciptakan kepemimpinan yang solid.
Dradjad berkeyakinan, kemajemukan Indonesia tak akan mampu dikelola oleh satu golongan tertentu saja. "Indonesia ini ibarat sajadah panjang dengan beragam warnanya. Koalisi partai Islam dan nasionalis ini berdampak dahsyat, seperti bola salju, dan dapat menekan angka golput," ucapnya.
Pada Kamis (17/4/2014) lalu, Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais mengeluarkan usulan untuk membentuk koalisi Indonesia Raya. Koalisi ini digagas untuk menyempurnakan koalisi poros tengah, koalisi yang dibentuk setelah Pemilu 1999.
Amien berharap koalisi Indonesia Raya dapat menggandeng sebanyak-banyaknya partai politik peserta pemilu. Dradjad mengatakan, ada empat partai yang saat ini telah berkomunikasi intens terkait koalisi Indonesia Raya. Namun, dia belum mau menyebutkan empat partai yang dia maksudkan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.