Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya: Nasdem-PDI-P Belum Putuskan Pendamping Jokowi

Kompas.com - 15/04/2014, 10:32 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menjelaskan, komunikasi politik antara Nasdem dan PDI Perjuangan belum memutuskan siapa calon wakil presiden sebagai pendamping Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadapi pemilu presiden mendatang. Keputusan strategis seperti cawapres akan dibahas bersama nantinya.

"Kita lihat perkembangan. Memberikan ruang gerak yang lebih baik bagi Jokowi yang sedang bersilaturahmi dengan para tokoh partai politik dan tokoh-tokoh nasional serta organisasi kemasyarakatan," kata Surya seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, silaturahmi yang dilakukan oleh Jokowi patut dihargai dan dapat membesarkan hati. "Bagaimanapun, capres ketika mendapat amanat menjadi presiden, dia milik semua bangsa Indonesia," kata Surya.

Ketika ditanyakan kriteria yang pantas untuk menjadi cawapres, menurut Surya, adalah orang yang memiliki spirit dan semangat serta tekad untuk menjadi seorang pemimpin bangsa.

"Mampu mengatasi persoalan bangsa yang berat ini. Harus mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan kelompok, partai maupun pribadi," kata Surya.

Pihak PDIP menyebut kemungkinan cawapres akan ditetapkan pekan depan. Kriteria cawapres versi PDIP, yakni harus memiliki komitmen menjadi wakil presiden selama lima tahun. Bakal cawapres Jokowi juga harus mampu memosisikan diri sebagai wakil presiden saat kelak terpilih dan tidak melampaui kewenangan presidennya.

Kriteria selanjutnya, harus mampu memperkuat sistem presidential, memiliki program prorakyat dan bersungguh-sungguh mengimplementasikan Trisakti Bung Karno. Sampai saat ini, ada beberapa nama tokoh yang dianggap layak menjadi pendamping Jokowi. Di antaranya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD serta mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Selain itu, ada juga nama Hatta Rajasa yang saat ini menjabat Menko Perekonomian sekaligus Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional. Sedangkan untuk bakal cawapres yang memiliki latar belakang militer, nama-nama yang mencuat adalah mantan KSAD TNI Ryamizard Ryacudu dan Pramono Edhie Wibowo, serta Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Nasional
Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Nasional
Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri 'Open House' di Teuku Umar

Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri "Open House" di Teuku Umar

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan 'Amicus Curiae' ke MK

Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com