Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Partai Islam Bisa Jadi Kekuatan Besar asal Ajukan Capres Alternatif

Kompas.com - 14/04/2014, 13:22 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahuddin, menilai bahwa koalisi partai politik berbasis massa Islam dapat menjadi kekuatan besar dan bersaing dengan koalisi partai lain. Meski demikian, parpol berbasis massa Islam ini harus jeli mengajukan calon presiden ataupun wakil presiden.

Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei atas pemilu legislatif, kata Said, gabungan perolehan dukungan parpol berbasis massa Islam dapat mencapai 30 persen. Hal itu mampu memenuhi syarat presidential threshold bagi parpol tunggal atau gabungan parpol untuk mengusung pasangan capres-cawapres.

"Jika koalisi PKB, PAN, PKS, PPP, dan PBB benar-benar terealisasi, ini bisa merepotkan dan membuat kelimpungan partai-partai nasionalis," kata Said melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin (14/4/2014).

Kendati demikian, ia mengatakan, ada dua syarat yang harus dipenuhi agar koalisi parpol Islam tidak retak. Menurut dia, masing-masing pimpinan parpol tidak memaksakan diri untuk mengajukan calon presiden ataupun wakil presiden dari partai masing-masing. "Harus ada kerelaan dan kebesaran hati untuk mengambil tokoh alternatif," ujarnya.

Sebagai gantinya, Said mengusulkan lima tokoh alternatif yang dianggap mampu merepresentasikan pemikiran parpol islam, yakni Jusuf Kalla, Mahfud MD, Jimly Asshiddiqie, Abraham Samad, dan Anies Baswedan. Ia menilai bahwa kombinasi kelima tokoh itu dianggap mampu mewakili keinginan masyarakat, yaitu dalam hal berbangsa, pemberantasan korupsi, tua-muda, Jawa-non dan Jawa, serta berpengalaman.

"Syarat kedua, tokoh-tokoh Islam berbulat suara tidak bergabung dengan Jokowi, Prabowo, atau ARB (Aburizal Bakrie)," katanya.

Said berpendapat bahwa peta koalisi yang kini sudah mulai dibangun parpol papan atas akan berubah jika parpol berbasis massa Islam membangun koalisi. Hal itu disebabkan, pimpinan parpol Islam telah senada untuk menolak mendukung capres yang diusung partai nasionalis saat maju pada pilpres mendatang.

Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, partai-partai massa Islam berada di posisi papan tengah. Partai Kebangkitan Bangsa diperkirakan memperoleh 9,12 persen suara, Partai Keadilan Sejahtera (6,99 persen), Partai Amanat Nasional (7,51 persen), Partai Persatuan Pembangunan (6,68 persen), dan Partai Bulan Bintang (1,5 persen). Hitung cepat ini berdasarkan hasil penghitungan di 2.000 sampel tempat pemungutan suara seluruh Indonesia, dan bukan hasil resmi pemilu. Hasil akhir Pemilu Legislatif 2014 akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada awal Mei 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Nasional
Kala Hakim MK Beda Suara

Kala Hakim MK Beda Suara

Nasional
Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Nasional
Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Nasional
PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

Nasional
Respons Anies Usai Prabowo Berkelakar soal Senyuman Berat dalam Pidato sebagai Presiden Terpilih

Respons Anies Usai Prabowo Berkelakar soal Senyuman Berat dalam Pidato sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Usai Puja-puji Pers, Prabowo Tiadakan Sesi Tanya Jawab Wartawan

Usai Puja-puji Pers, Prabowo Tiadakan Sesi Tanya Jawab Wartawan

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com