Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hasil Survei yang Berbeda dengan Hasil Hitung Cepat

Kompas.com - 11/04/2014, 18:20 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —
Hasil survei beberapa lembaga survei berbeda relatif jauh dengan hasil hitung cepat dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Sebelum Pileg 2014, sejumlah lembaga survei merilis data yang disebut hasil survei secara nasional. Mereka menyebut partai tertentu sebagai pemenang dengan angka-angka tertentu.

Berikut sejumlah lembaga survei yang hasilnya relatif berbeda dengan hasil hitung cepat seperti dikutip dari Tribunnews.com. Hasil hitung cepat berbagai lembaga relatif sama.

1. Lembaga Survei Jakarta (LSJ)

Hasil survei LSJ yang dilansir pada 3 April 2014 atau 6 hari sebelum pencoblosan Pileg 9 April 2014 menempatkan Hanura dan Gerindra di urutan teratas. LSJ mengaku melaksanakan survei 18-30 Maret 2014. Jika pemilu diadakan saat itu, maka Hanura akan dipilih oleh 15,1 persen publik. Adapun Partai Gerindra memiliki elektabilitas sebesar 13,5 persen.

Namun, hasil itu bertolak belakang dengan quick count sejumlah lembaga survei yang menempatkan Hanura dalam posisi terbawah untuk parpol yang diperkirakan lolos ke parlemen. Versi hitung cepat, perolehan suara Partai Hanura hanya sekitar 5,11 persen. Hasil survei LSJ yang agak mendekati adalah untuk Gerindra, yang dalam hasil perhitungan cepat sekitar 11,5 persen.

2. Indonesia Research Centre (IRC)

Survei IRC sebelum pemilu melansir bahwa pada Pileg 2014, elektabilitas partai politik berbasis massa Islam, antara lain PKS, PAN, PKB, dan PPP, hanya diminati kurang dari 3,5 persen responden. Namun, menurut versi hitung cepat, suara semua parpol itu melampaui ambang batas parlemen. Bahkan, suara PKB mencapai sekitar 9 persen.

Pada 1 Februari 2014, IRC juga menyebutkan bahwa perolehan suara PDI-P bisa di atas 30 persen pada pileg jika segera menetapkan Jokowi sebagai capres. Kenyataannya, menurut versi hitung cepat, suara PDI-P sekitar 19 persen.

3. Lembaga Klimatologi Politik

Lembaga ini merilis hasil survei terkait elektabilitas partai politik per 13 Maret 2014 dengan menetapkan PDI-P dan Partai Golkar duduk di peringkat teratas. Sementara itu, Partai Demokrat dikalahkan oleh Partai Hanura dan Partai Gerindra.

Partai ini menempatkan Partai Hanura di tiga besar dengan angka mencapai dua digit. LKP mengaku menggelar survei pada 26 Februari-6 Maret 2014 di 34 provinsi dengan mengambil 1.240 responden melalui teknik multistage random sampling.

4. Indonesia Network Elections Survei (INES)

INES merilis hasil survei elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2014. Hasilnya, PDI-P di nomor 1 dengan beda suara hanya 0,1 persen dari Partai Gerindra. Pada Kamis (20/2/2014) atau 7 hari menjelang pileg, INES merilis hasil surveinya. Rilis tersebut berturut-turut ditempati oleh PDI-P dengan 26,7 persen; Partai Gerindra 26,6 persen; Partai Golkar 14,8 persen; Partai Hanura 7,5 persen; Partai Nasdem 6,9 persen; Partai Demokrat 4,3 persen; PPP 3,6 persen; PAN 2,6 persen; PKB 2,6 persen; PKS 2,1 persen; PBB 1,2 persen; dan PKPI 1,1 persen.

Terlihat, perolehan suara partai berbasis Islam, yakni PAN, PPP, PKB, PKS dan lainnya, rendah. Hasil ini berbeda dengan hasil hitung cepat, begitu pula dengan elektabilitas Partai Gerindra.

Berdasarkan hasil hitung cepat Kompas, hingga data yang terkumpul 93 persen, PDI-P memperoleh 19,23 persen suara; Partai Golkar 15,2 persen; Partai Gerindra 11,76 persen; Partai Demokrat 9,43 persen; PKB 9,13 persen; PAN 7,51 persen; PKS 6,98 persen; Partai Nasdem 6,71 persen; PPP 6,68 persen; Partai Hanura 5,11 persen; PBB 1,5 persen; dan PKPI 0,94 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com