"Kami partai terbuka untuk masyarakat Indonesia, tetap menjunjung Pancasila," ujar Eko seusai kampanye PAN, di Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (3/4/2014). Karenanya, ujar dia, partainya bebas dan terbuka bagi beragam kalangan selama masih berlandaskan Pancasila.
Meski demikian, Eko tak menampik bila PAN pada mulanya memang berbasis massa organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah. Namun, ujar dia, Muhammadiyah juga merupakan organisasi kemasyarakatan yang tak terikat dengan salah satu partai, termasuk PAN.
Menurut Eko, PAN juga tak terikat pada salah satu agama. "Kami lintas budaya, lintas agama, dan itu membanggakan karena ada banyak 'warna' di PAN," ujar dia. Eko pun memberikan contoh, tidak semua kader PAN beragama Islam. Laurens Bahang Dama, misalnya.
Para pendiri PAN, ujar Eko, sejak awal juga tak semuanya beragama Islam. Meski terkesan baru belakangan menyatakan diri sebagai partai terbuka, dia mengatakan bahwa dari semula, partainya sudah berlandaskan pluralisme.
Hanya, Eko mengakui bahwa sifat terbuka partainya lebih terlihat baru pada Pemilu 2009 dan Pemilu 2014. Dia pun membantah bahwa PAN tak konsisten dengan ideologi partai. Menurut Eko, bukan latar belakang agama ataupun organisasi kemasyarakatan yang harus dilihat sekarang, melainkan bagaimana melakukan yang terbaik bagi bangsa ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.