Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak Boed, Deta, dan KTT Keamanan Nuklir

Kompas.com - 01/04/2014, 09:52 WIB


KOMPAS.com - KETIKA ditanya mengapa menciptakan lagu dan liriknya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, antara lain, beberapa kali mengatakan, ”lagu itu adalah sebagai soft power” (kekuatan nonfisik).

Maka, dalam pertemuan dengan pers Indonesia di Den Haag, Belanda, Rabu (26/3), Wakil Presiden Boediono, antara lain, mengatakan ”bangga” atas penampilan soprano Indonesia, Bernadeta Astari, di upacara pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Keamanan Nuklir di Belanda, Senin pekan lalu.

Dalam acara montase seni pertunjukan yang disaksikan para pemimpin negara dan pemerintahan negara-negara di dunia itu, Bernadeta yang akrab dipanggil Deta (26) mengeluarkan suara soprannya yang membuat hadirin, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama, terpana. Deta adalah mahaduta Indonesia.

Deta melengkingkan suaranya yang lembut dengan iringan gesekan biola, paduan suara, dan montase video. Suara Deta di forum internasional ini merupakan kekuatan nonfisik yang bisa memberikan keheningan tersendiri pada gema ketakutan manusia akibat bahaya kekuatan nuklir yang dikhawatirkan bisa digunakan oleh seseorang atau kelompok orang yang disebut-sebut dalam pertemuan ini sebagai ”teroris”.

Sebagian suara dari KTT Keamanan Nuklir secara langsung atau tidak langsung mengetengahkan adanya ketakutan terhadap nuklir dan terorisme. Suara Deta adalah penyeimbang dari ketakutan itu. Suara Deta adalah soft power yang mengumandangkan optimisme dan keindahan bahwa dunia ini bukan hanya ketakutan dan kekhawatiran, melainkan juga keindahan. Siapa tahu, manusia yang disebut teroris itu juga bisa merasakan keindahan itu dan membatalkan godaan untuk membuat dunia dihantam ledakan bom nuklir.

”Kalau begitu, saya bangga terhadap Deta,” kata Wapres Boediono yang baru saja menerima Medali Prince Willem Van Oranje atas jasanya membangun dan demokrasi di Indonesia.

Medali sebagai penghargaan tertinggi dari Universitas Leiden itu diserahkan Rektor Universitas Leiden Profesor Carl Stolker di sebuah aula di universitas terpandang di dunia itu. Medali semacam itu pernah diberikan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon.

Di aula universitas itu pula, Pak Boed menyampaikan orasi bidang ekonomi dan sosial di depan para tokoh universitas dan sejumlah mahasiswa, termasuk mahasiswa dari Indonesia. Orasi ini mendapat sambutan hangat dari hadirin. ”Pak Boediono bukan hanya sebagai wakil presiden, melainkan juga tetap sebagai seorang guru yang baik,” ujar Stolker dalam sambutannya sebelum menyerahkan medali itu.

Di kampus tersebut, Wapres juga meresmikan kehadiran patung Hussein Djajadiningrat, ahli hukum dari Indonesia yang mendapat gelar doktor dari Universitas Leiden tahun 1813.

Kembali soal munculnya Deta di acara pembukaan KTT Keamanan Nuklir di Belanda. ”Saya baru tahu sekarang, Deta dari Indonesia,” kata Wapres dalam jumpa pers dua hari setelah pembukaan KTT Keamanan Nuklir Ke-3 itu. (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com