JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi kemasyarakatan Jaringan Indonesia (Jari) mendukung Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung sebagai calon wakil presiden. Mereka menganggap Akbar akan cocok jika disandingkan dengan calon presiden Joko Widodo dari PDI Perjuangan ataupun Prabowo Subianto dari Partai Gerakan Indonesia Raya.
"Jari memandang Akbar politisi yang punya kapasitas dan jam terbang yang mumpuni. Pernah jadi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia, Ketua DPR, menteri. Saya pikir dari background itu pantas jadi cawapres," ujar presidium Koordinator Jari, Muhlis Ali, Senin (31/3/2014) di Jakarta.
Ia mengatakan, rekam jejak Akbar telah "menyelamatkan" Partai Golkar pada masa krisis rezim Orde Baru. Saat itu, masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat serempak mendesak Partai Golkar untuk bubar karena dianggap sebagai kroni Soeharto.
"Beliau memiliki akar yang cukup kuat. Beliau juga memenangkan partai Golkar di Pemilu 2004 di saat transisi dan kritis," kata Muhlis.
Muhlis menambahkan, sebagai dukungan kepada Akbar, Jari membentuk tim relawan dan mengusung tagline "Maju Terus Bang". Selain itu, Jari juga merekomendasikan beberapa strategi politik dan calon presiden yang akan bersanding dengan Akbar pada Pemilu 2014.
Koordinator Wilayah Jari di Sumatera Barat Marzul Veri mengatakan, supaya bisa menang, Akbar harus disandingkan dengan calon presiden dari Pulau Jawa. Menurut Veri, capres dari Jawa merupakan pilihan logis karena 60 persen pemilih berada di pulau tersebut. Dua nama capres yang direkomendasikan Jari adalah Jokowi dan Prabowo. Keduanya berasal dari Jawa dan, menurut Veri, berpotensi besar untuk menang dalam pemilu nanti.
"Secara akal sehat, kalau berpikir menang, presidennya pasti dari Jawa. Yang berkembang di daerah, ada yang mengusung Prabowo, ada juga Jokowi karena PDI-P katanya berpeluang lebih dari 20 persen," ujar Veri.
Meskipun belum ada partai yang secara langsung menyatakan mendukung Akbar menjadi cawapres, Veri yakin semua capres menginginkan Akbar. Menurutnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie juga belum menindaklanjuti kesediaan Akbar menjadi cawapres dan mencarikan capres untuk berkoalisi. Hal itu karena partai berlogo beringin tersebut masih terfokus pada pencalonan Aburizal sebagai presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.