"Coba semua periksa daftar koruptor di KPK atau di mana pun. Anda tidak akan pernah dapati korupsi anggota Golkar, DPR Golkar dari tahun 2004-2009," kata Kalla saat diskusi di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Jumat (28/3/2014).
Pria yang akrab disapa JK itu mengatakan, saat itu ia dengan keras melarang anggota DPR Fraksi Partai Golkar untuk mencari uang atas nama partai dan menyetornya ke partai. "Siapa yang tahu, saya langsung pecat," kata Kalla.
Kalla mengatakan, saat itu Partai Golkar adalah partai terbesar. Ia pun ingin Partai Golkar dapat memberikan contoh pada partai lain. Demikian juga dengan ketua umum partai. Menurutnya, ketua umum harus memiliki kepemimpinan yang kuat dan menjadi teladan bagi para kadernya untuk tidak melakukan korupsi.
"Karena partai besar tidak main (korupsi), partai kecil juga tidak main," lanjutnya.
Selain itu, Kalla menilai korupsi berpotensi terjadi ketika seseorang mendapat kekuasaan. Kalla pun sempat menyidir kasus dugaan korupsi yang menjerat mantan Wakil Rektor UI. "Kalau dia kerjanya tidak punya kekuasaan katakan lah dosen tauladan, bagaimana korupsinya, kan? Tapi begitu dia rektor atau pembantu rektor jadi ada kekuasaan kena pula dia," papar Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.